Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 30 Agustus 2022 | 11:38 WIB
Ilustrasi HIV/AIDS [Yayasan AIDS Indonesia]

SuaraBogor.id - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cianjur mencatat selama priode Januari hingga Juni penderita HIV/AIDS mencapai 119 orang. 12 orang diantaranya merupakan murid sekolah dasar.

Sekertaris KPA Cianjur Hilman menyebutkan, selama tahun 2022 dan hingga akhir Juni tercatat ada sebanyak 119 orang yang mengidap HIV/AIDS.

"Dari sebanyak 119 orang yang mengidap HIV/AIDS itu, 12 diantaranya masih anak-anak atau yang masih duduk dibangku sekolah dasar," katanya pada wartawan, Selasa (30/8/2022).

Ke 12 anak yang terpapar itu, kata dia, merupakan murid kelas 5 dan 6, dengan rentan usia rata-rata 10 hingga 12 tahun dan tersebar dibeberapa sekolah.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa di Bandung Positif HIV, Kemenkes: Kasus Akumulasi Sejak 1991

"Mereka terpapar dari orangtuanya masing-masing. Kini semuanya yatim piatu karena orangtuanya sudah pada meninggal, (meninggalnya) karena AIDS juga," ucapnya.

Menurutnya, anak-anak dengan pengidap HIV/AIDS ini berasal dari keluarga yang tidak mampu, kini tinggal bersama kerabat dan nenek dari orang tuanya.

"Sejak lahir mereka sudah dinyatakan ODHA yang ditularkan dari orangtuanya. Memang kasus IRT yang positif HIV angkanya cukup tinggi di Cianjur, dan mereka tertular dari suaminya," ucapnya.

Selain itu, dirinya mengatakan, anak-anak yang mengidap HIV/ODHA tersebut terpaksa haeus mengkonsumsi obat secara rutin. Pihaknya juga sering menggalang donasi untuk membantu keperluan merek, seperti sekolah dan kebutuhan sehari-hari.

"Hingga sejauh ini alhamdulillah banyak warga yang secara rutin membantu, dalam bentuk uang atau pun kebutuhan untuk sehari-hari juga kebutuhan sekolah mereka," ucapnya.

Baca Juga: 407 Mahasiswa Idap HIV di Bandung, Kemenkes: Itu Angka Akumulasi Selama 31 Tahun

Ia menyebutkan, ke 12 anak yang terpapar HIV/AIDS tersebut kondisinya dalam keadaan sehat. Tetapi mereka tidak mengetahui sebagai penderita ODHA.

"Kalau nenek atau kerabatnya yang mengasuh mereka tahu, tapi anak-anak itu nanti kelak ketika dewasa, pihak keluarganyalah yang harus memberitahu mereka," jelasnya.

Hilman menambahkan, data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pemeriksaan kesehatan, kerika mereka tengah sakit dan dari VCT atau teh sukarela orangtuanya.

Kontributor : Fauzi Noviandi

Load More