Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 07 September 2022 | 10:21 WIB
Sejumlah anak sekolah di Salawu urung berangkat sekolah karena tidak ada angkot yang beroperasi (Kapol.id)

SuaraBogor.id - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan mogok beroperasi dilakukan angkot jurusan Salawu-Singaparna, Tasimalaya, Jawa Barat.

Aksi mogok beroperasi ini sebagai bentuk protes terkait kebijakan pemerintah menaikkan tarif BBM. Imbasnya, masyarakat utamanya para siswa sekolah harus terlantar.

Sejumlah siswa yang akan pergi ke pasar Singaparna terlantar. Banyak anak sekolah yang akhirnya terlambat datang ke sekolah karena berjalan kaki atau terpaksa tidak pergi ke sekolah.

“Kami memohon kepada para sopir untuk bisa jalan kembali. Karena kalau terus terusan begini, jadi merugikan semua pihak,” kata Wati, warga Langkob Desa Tanjungsari mengutip dari Kapol.id--jaringan Suara.com

Baca Juga: Driver Ojol Curhat pada Ganjar Pranowo Imbas Harga BBM Naik

Wati pun terpaksa tak bisa berangakat ke pasar Singaparna. Karena tidak ada angkutan umum. Jika masalahnya adalah kenaikan BBM, maka kata Wati ongkos pun harus naik. Masyarakat tentu tidak akan mempermasalahkannya.

“Ya kita juga sudah paham, jika BBM naik ongkos pun pasti naik juga. Kami kira tidak ada masalah, karena antara penumpang dan sopir juga akan saling mengerti,” tambahnya.

Kondisi sama juga dialami ajang, seorang guru SMP di Salawu. Ia menyesalkan aksi mogok tersebut karena terasa tiba-tiba. Akibatnya banyak anak-anak yag terlambat masuk sekolah. Bahkan ada yang tidak masuk sama sekali.

“Bahkan ketika pulang para siswa banyak yang terpaksa harus jalan kaki, begitu juga gurunya. Karena memang siswa yang ada di sekolah kami ini hampir 45 persen setiap harinya menggunakan angkutan umum,” ungkapnya.

Baca Juga: BBM Naik, Menhub Minta Masyarakat Pakai e-ticketing, Bisa Lebih Murah?

Load More