Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 13 Oktober 2022 | 14:03 WIB
Warga tengah merapihkan puing-puing bangunan akibat lonsor di RW 01 dan 02, Kelurahan Panaragan, Kota Bogor (Suarabogor.id/Egi Abdul Mugni)

SuaraBogor.id - Video yang mempertontonkan seorang tengah melemparkan sesuatu saat hujan deras di Panaragan, Kota Bogor pada Eabu (12/10/2022) kemarin sore viral di media sosial.

Video tersebut diunggah di sejumlah media sosial. Komentar pro kontra netizen pun tak sedikit mengomentari aksi seorang yang tengah berada di titik longsor itu.

Namun, cerita Nana Sukarna RW 02 Kelurahan Panaragan menyampaikan bahwa sosok yang tengah berada di titik bencana longsor itu bernama Zaky.

Di tengah rawan longsor itu, Zaky nampak tengah memastikan tidak ada keributan di rumah tersebut. Sebab, kata Nana, Zaky khawatir terjadi keributan keluarga pada rumah itu sebab, suara gemuruh terjadi pada rumah yang ia lempar bebatuan kecil.

Baca Juga: Viral Lagi, Pengakuan Yuni Shara yang Tak Pernah Merasakan Nikmat Urusan Ranjang

"Si anak ini, si zaky, tidak sengaja, dikiranya pak dedi ini ribut sama tetangga sebelah, karena ada bunyi, tapi mungkin bunyi itu proses mau longsor," kata Nana kepada Suarabogor.id, Kamis (13/10/2022).

Sebab, kata dia, tidak ada seorang pun yang ada di rumah yang Zaky lempari batu itu. Selang berapa menit, longsor itu terjadi tepat di depan Zaky yang khawatir ada keributan di dalam rumah.

"Dia manggil-manggil nama udin yang rumah tetangga sebelah Tebing itu. Saat jendela di lempar. Terjadi longsor," jelasnya.

Karena saat itu, Zaky kebingungan apa yang sebetulnya terjadi dengan suara gemuruh di rumah pak Dedi itu.

"Itu lempar (batu) mau ngasih tau ini ada apa, dia juga ga tau ini ada apa,", ungkapnya.

Baca Juga: Viral Lesti Kejora Mendadak Ingin Pulang ke Indonesia, Temui Rizky Billar di Kantor Polisi

Nenek Selamatkan Cucu dari Longsor

Sambil Zaky memastikan tidak ada keributan di rumah Korban Dedi. Seorang nenek yang enggan disebutkan namanya, nampak tengah bermain dengan cucunya.

Namun, kegembiraan itu harus dibalas dengan kesedihan. Rumah dia hancur akibat longsoran yang terjadi sore itu.

Sang nenek, sempat ingin menyelamatkan diri dari longsoran itu. Namun, langkahnya tak secepat longsoran yang menimbun rumahnya.

"Kejadian jam 4.30 saya pegang cucu, saya liat itu longsor nya liat, mau ke liar. Pas keluar ga keburu, baru saja dua langkah udah ketimbun (badan) saya oleh besi di rumah," kata dia.

Bak nyawa cucu lebih penting dari nyawanya, sang nenek sontak langsung terpikir kondisi cucunya. Dengan badan yang tertimbun runtuhan itu, sang nenek sempat-sempatnya menyelamatkan cucunya di tangannya.

"Saya selamatkan cucu, supaya tidak tertimpa puing biar saya ketimpah, makanya ini pada biru (tangan dan kaki)," ungkapnya.

Untungnya, pertolongan tetangga segera menyelamatkan nyawa sang nenek beserta cucu delapan bulannya itu.

"Terus langsung aja tetangga selamatkan cucu saya yang 8 bulan itu. Tangannya sedikit terluka dan merah. Kalau saya punduk (Red: Pundak) , tangan, kaki biru. Tubuh saya tertimbun puing setengah, ga bisa bangun," ungkapnya.

"Saya tetep gini aja (pegang tangan kiri) selamatkan cucu, akhirnya ada yang nyelamatin. Itu juga diangkat dulu batanya supaya saya bisa bangun . Cuman ini (tangan) pada berdarah karena saya nyelamatin cucu dari puing dan besi," lanjutnya.

Atas kejadian tersebut, 3 rumah di RW 01 dan 3 rumah di RW 3 hancur parah hingga ringan. Sementara korban jiwa nihil.

Lurah Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Dario Amirullah menyampaikan bahwa masyarakat Panaragan agar tetap waspada di tengah kondisi cuaca ekstrem saat ini.

"Bersama pengurus RT dan RW menghimbau pemilik rumah agar senantiasa lebih waspada dan berhati hati apabila terjadi longsor susulan," paparnya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan bahwa cuaca ekstrem di Kota Bogor akan berlangsung hingga april 2023 mendatang.

"Cuaca ekstrem sekarang perlu ada kehati-hatian yang tinggi. Karena cuaca ekstrem ini akan berlangsung sampai april menurut BMKG," kata Dedie, Rabu (12/10/2022).

Ia mencatat, sudah ada ratusan Kartu Keluarga yang terdampak bencana di Kota Bogor.

"Sejak Juli (2022) sampai hari ini ada sekitar 500 kk yang berdampak langsung," ungkapnya.

Bahkan, kata dia, tak sedikit fasilitas umum yang rusak ringan hingga berat akibat bencana alam di Kota Bogor.

Kata dia, bencana yang sering terjadi belakangan ini di Kota Bogor yakni tanah longsor, pergerakan tanah, pohon tumbang dan banjir.

"Mudah-mudahan masyarakat memahami, kalau situasi hujan tinggi, segera menghindari daerah rawan," pungkasnya.

Kontributor: Egi Abdul Mugni

Load More