SuaraBogor.id - Gempa susulan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kembali terjadi hingga 1 Desember 2022. Tercatat ada 356 gempa.
Informasi itu disampaikan BMKG, melalui akun Twitter.
Dalam cuitannya, tertulis, update susulan gempa bumi Cianjur M5.6.
Bahwa, gempa susulan sampai dengan 1 Desember 2022 sekitar pukul 10.00 WIB terjadi 356 gempa, dengan mag terbesar 4,2 dan terkecil 1,0.
"Update Susulan Gempabumi Cianjur M5.6 Gempa susulan sampai dengan 1 Desember 2022 pkl 10:00 WIB :Terjadi 356 gempa, Mag terbesar M4.2, Mag terkecil M1.0," cuit pada Twitter BMKG.
1 Jenazah korban gempa Cianjur ditemukan
Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman mengatakan satu jenazah korban gempa Cianjur ditemukan oleh Tim SAR Gabungan pada hari ke-10 proses pencarian, Rabu petang, sehingga jumlah korban meninggal bertambah menjadi 328 orang.
"Jadi hari ini ada penambahan penemuan korban meninggal tertimbun longsor satu orang, sehingga korban meninggal dunia bertambah satu menjadi 328 jiwa," kata Herman saat memberikan keterangan pers di Pendopo Kantor Bupati Cianjur, Rabu.
Sementara untuk korban hilang yang masih dalam proses pencarian pada hari ke-10 sebanyak 12 orang. Sedangkan untuk korban luka akibat gempa Cianjur sebanyak 595 orang dan korban luka berat sebanyak 61 orang yang masih dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: 20 Wilayah di Jawa Barat Berpotensi Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang, Simak Dimana Saja
Pada hari ke-10, pihaknya juga sudah mengeluarkan surat terkait pengungsian pada camat dan kepala desa sudah bisa pulang ke rumahnya masing-masing dengan catatan rumahnya tidak berbahaya atau masih layak dihuni.
"Untuk warga yang tinggal di pengungsian, sudah dapat pulang ke rumah dengan catatan rumahnya masih aman untuk dihuni, namun mereka diimbau tetap waspada," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut aktivitas gempa bumi di wilayah Cianjur terus melemah, sehingga warga sudah dapat kembali ke rumah masing-masing, dengan catatan kondisi bangunan rumahnya tidak mengalami kerusakan struktur.
Herman menjelaskan, BMKG dalam rilisnya menyatakan hasil monitoring yang dilakukan selama 10 hari terakhir menunjukkan aktivitas gempa bumi susulan magnitudonya secara fluktuatif semakin mengecil, sehingga frekuensi kejadiannya semakin jarang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Perang Lawan Asam Lambung Naik, Ini 3 Jenis Senjata Ampuh yang Ada di Apotek
-
Jejak Digital Kejam! Pengakuan Lawas 'Seks Bebas' Erika Carlina Viral, Seruan Boikot Menggema
-
Bekingan PTPN Tak Berguna, Menteri LHK Ultimatum 13 Perusahaan di Puncak: Bongkar atau Penjara
-
Monumen Helikopter Puma SA 330: Ikon Sejarah dan Kebanggaan Baru di Jantung Bogor
-
Harga HP Samsung Spesifikasi Terbaik