SuaraBogor.id - Camat Megamendung, Acep Sajidin mengatakan, bahwa hutan organik di Kecamatan Megamendung yang masuk dalam nominasi penghargaan Kalpataru 2023.
Ia mengaku akan terus berkolaborasi dengan Rosita Istiawan sebagai Ketua Penyelamat Hutan Organik untuk menjadikan hutan organik di wilayahnya tetap lestari.
"Ini menjadi kebanggaan, khususnya untuk masyarakat Megamendung, umumnya masyarakat di Kabupaten Bogor," ujarnya.
"Kami akan selalu bersinergi dengan Ibu Rosita atau dengan rekan-rekan penggerak hutan organik. Beliau menjadi kandidat peraih Kalpataru, namun ini bukan tujuan utama, tujuan utamanya adalah bagaimana menghijaukan lahan," sambung Acep.
Baca Juga: Biadab! Bocah 3 Tahun di Bogor Jadi Korban Pencabulan
Hutan organik di Megamendung menjadi salah satu nominasi pada penghargaan Kalpataru 2023.
Hutan Organik Megamendung terpilih usai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melakukan verifikasi dan memvalidasi keberadaan hutan organik tersebut, Kamis 4 Mei 2023.
Hutan Organik Megamendung menjadi salah satu nominasi dari 348 usulan seluruh Indonesia. Ada 21 nominasi penghargaan Kalpataru ini, salah satunya adalah Rosita Istiawan sebagai Ketua Penyelamat Hutan Organik.
Rosita Istiawan dan anggotanya sudah melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan.
Ada 40 ribu pohon dari seluruh Indonesia ada di hutang organik ini. Luasnya sekitar 30 hektare yang mulai dirintis sejak tahun 2000. Lokasinya berada di dua desa, yakni Desa Megamendung dan Gunung Geulis.
Baca Juga: Berikut Daftar Pasangan Gancet Diberbagai Negara Termasuk Indonesia, Ada yang Mati Lemas
"Saat mulai menjalani, banyak kendala, salah satunya dari lahan yang sangat kritis ini bingung mau diapakan, sedangkan cita-cita keluarga adalah membuat hutan. Sementara kita tidak ada yang menekuni bidang pertanian dan kehutanan," ungkap Rosita Istiawan.
Menurutnya, tahun 2015 pernah diajukan penghargaan Kalpataru namun tidak lolos. Saat ini, Hutan Organik Megamendung diajukan kembali oleh Pemkab Bogor dan Pemprov Jawa Barat.
“Pesan saya, walaupun hutan organik tidak mendapatkan Kalpataru, tapi hutan ini tetap hutan organik dan makin lama makin besar, bukan untuk anak cucu tapi untuk semua masyarakat," ujar Rosita Istiawan.
Sementara, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Endah Nurmayanti mengatakan, alasan mengusulkan hutan organik karena secara kriteria sudah layak mendapat penghargaan Kalpataru, terlebih pendanaannya dilakukan secara mandiri.
"Jujur kita dari Pemkab nol bantuan untuk hutan organik, mereka itu pecinta lingkungan sekeluarga, dari tanah kosong dirawat sampai menjadi hutan," katanya.
Endah menyebutkan, sebelumnya hutan organik pernah diusulkan namun gagal, karena ada beberapa kriteria yang kurang sehingga tidak masuk nominasi.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
Pilihan
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
-
Persaingan Sengit Udinese vs Bologna Rekrut Jay Idzes: Bianconeri Siapkan Rp469 M
-
Penyerang Naturalisasi Timnas Indonesia Akhirnya ke Liga 1! Siap Bantu Tim Bersaing
-
Juara Liga Champions Minat Rekrut Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp243 M
Terkini
-
Cuan dengan Klaim 4 Link DANA Kaget Hari Ini, Jangan Sampai Kehabisan!
-
Saldo DANA Kaget Hingga Rp549 Ribu Menanti, Lengkap dengan 3 Link Eksklusif dan Tips Jitu!
-
Inilah 5 Rekomendasi Set LEGO Terbaik Untuk Anak - Anak
-
Jangan Sampai Ketinggalan! Realme P3 5G Diskon Spesial di Shopee
-
Bogor Siapkan Dua Sekolah Rakyat di Ajaran Baru Tahun Ini