SuaraBogor.id - Pengembangan pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat belakangan menjadi sorotan di tengah kelangkaan beras. Pemkab Bogor mengevaluasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) kaitan pengembangan produksi pertanian lokal.
Evaluasi pengembangan produksi pertanian dilakukan untuk melihat sejauh mana capaian kinerja dinas, menginventarisir permasalahan dan bersama-sama mencari solusi atas segala kendala yang ditemui selama pelaksanaan program dan kegiatan Distanhorbun.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin mengatakan, pihaknya akan melihat Indikator Kinerja Utama (IKU) Distanhorbun Kabupaten Bogor.
"Indikator Kinerja Utama (IKU) di Distanhorbun meliputi pengembangan produksi pertanian lokal yang berdaya saing, produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta peningkatan SDM," katanya dikutip SuaraBogor.id dari ANTARA, Jumat (1/3/2024).
Burhanudin meminta pegawai Distanhorbun terus menjaga semangat dan meraih capaian semakin baik lagi, terutama terkait peningkatan koordinasi dan sinergi dengan perangkat daerah lainnya serta stakeholder terkait, agar kualitas pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat.
Dalam kesempatan itu, Burhan berharap Distanhorbun Kabupaten Bogor dapat meningkatkan berbagai capaian di bidang pertanian.
Burhanudin kemudian memaparkan salah satu capaian Distanhorbun terkait penjualan tanaman hias yang malah mengalami lonjakan saat pandemi.
Kata dia, hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisa Rp700 juta per hari.
Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan phythosanitary atau ijin ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta hingga Rp700 juta per hari.
Kemudian, capaian lainnya di bidang pertanian yaitu produksi kopi robusta yang bisa menembus angka 4.151 ton dan jenis arabika sebanyak 473 ton dalam setahun.
Kini, Kabupaten Bogor merupakan daerah peringkat keempat secara nasional dan peringkat pertama dengan produksi kopi robusta terbanyak.
Kemudian, peringkat kedua daerah di Jawa Barat dengan produksi kopi robusta terbesar yaitu Kabupaten Kuningan sebanyak 1.531 ton per tahun, dan urutan ketiga Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.188 ton per tahun. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Dimana Gunung Parung yang Diklaim Milik Firdaus Oiwobo?
-
Museum Zoologi, Tempat Terbaik untuk Melihat Ragam Koleksi Fauna di Bogor
-
Wisata Alam Curug Nangka, Persona Air Terjun di Tengah Keasrian Kota Bogor
-
KEK Lido Bogor Disegel, Pelanggaran Lingkungan Jadi Sorotan
-
Prabowo Kembali Pimpin Gerindra, Banyak Kader Dorong Maju di Pilpres 2029, Dasco Ungkap Alasannya
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
500 Gram Sabu Diamankan, Pengedar Asal Bogor Dalam Pengejaran
-
Oknum Guru Cabuli Siswi di Cianjur, Ancam Korban Agar Diam
-
Kelakar Jokowi di HUT ke-17 Gerindra Soal Kekuatan Prabowo: Saking Kuatnya Gak Ada yang Kritik
-
Datang di HUT ke-17 Partai Gerindra, AHY Siap Dukung Prabowo di 2029
-
PKS Belum Pasti Dukung Prabowo di Pilpres 2029, Aher: Jangan Sekarang