Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 01 Mei 2024 | 18:24 WIB
Kondisi rumah warga yang amblas akibat bencana pergerakan tanah. [Antara]

SuaraBogor.id - Kasus pergerakan tanah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memasuki status tanggap darurat bencana (TDB) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.

Status tanggap darurat itu selama 14 haru ke deoan karena banyaknya warga yang mengungsi usai pergerakan tanah di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur terjadi.

Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Sukma Wijaya mengatakan penerapan status TDB pergerakan tanah berdasarkan banyaknya rumah terdampak dan adanya pengungsi serta pergerakan tanah yang terus meluas.

"Rumah terdampak total 61 rumah ditambah 2 masjid, sedangkan keluarga yang mengungsi sebanyak 67 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sekitar 214 orang," katanya.

Baca Juga: Pergerakan Tanah di Cianjur Jadi Perhatian Bey, Masuk Zona Merah dan Harus Direlokasi?

Hingga saat ini, tutur dia, tidak ada lokasi pengungsian khusus karena sebagian besar memilih menumpang di rumah sanak saudaranya yang dinilai aman dari pergerakan tanah, namun sejumlah posko telah dibangun untuk membantu meringankan beban warga.

Status tangap darurat berlaku selama 14 hari, namun tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang ketika pergerakan tanah masih terjadi dan terus meluas, bahkan pihaknya akan terus memantau perkembangan selama belasan hari TDB.

"Kita buat pos pantau untuk mengukur retakan setiap harinya, sehingga selama 14 hari TDB petugas akan membuat laporan, ketika masih terjadi pergerakan akan dilanjutkan masa TDB kalau tidak kita selesaikan di 14 hari," katanya.

Dia menjelaskan, pihaknya masih menunggu kajian dari berbagai pihak untuk memastikan apakah pemukiman tersebut harus direlokasi atau tidak, namun pihaknya sudah meminta aparat desa dan kecamatan untuk mencari lahan relokasi.

"Kalau memang harus relokasi kita sudah memiliki lahan pengganti untuk pemukiman penduduk yang aman, kalau tidak ada sejumlah program yang akan dilakukan termasuk penanaman pohon keras di lokasi perkampungan," katanya.

Baca Juga: 3 Rumah Ambruk dan Puluhan Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Cianjur, 77 KK Diungsikan

Pihaknya tambah dia, meminta warga kembali menanam pohon berakar kuat untuk mencegah pergerakan tanah karena bencana yang terjadi saat ini diduga akibat alih fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan pisang.

Seperti diberitakan bencana alam pergerakan tanah melanda tiga kampung di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Jumat (26/4) menyebabkan puluhan rumah rusak dan 3 rumah ambruk. [Antara].

Load More