Fokusnya adalah mengembalikan para pengguna narkoba, termasuk para artis, ke kehidupan normal melalui proses rehabilitasi.
"Ada beberapa moralize standing saya, yang mendasari argumen saya, bahwa seorang pengguna itu adalah korban. Korban narkoba ini, sebagai pengguna, harus direhabilitasi, bukan ditangkap," imbuhnya.
Alasan lain yang tak kalah pentingnya adalah dampak publisitas yang timbul dari penangkapan artis penyalahguna narkoba.
Marthinus Hukom sangat menyadari bahwa artis memiliki peran strategis sebagai patron sosial di masyarakat.
"Artis itu patron sosial di masyarakat, dan rujukan perilaku anak muda itu rata-rata artis," tuturnya.
Penangkapan dan publikasi berlebihan terhadap kasus narkoba yang melibatkan artis, diyakini Marthinus Hukom, dapat menjadi bumerang untuk upaya pemerintah memberantas narkoba.
"Ketika menangkap artis, sama saja kita sedang mengiklankan secara gratis narkoba ini kepada publik," ungkap Marthinus.
Sorotan terhadap penangkapan seorang artis penyalahguna narkoba, juga dikhawatirkan Marthinus Hukom bisa mempengaruhi persepsi publik soal zat adiktif tersebut.
"Jadi, kalau seorang artis menggunakan narkoba dan ditangkap oleh penegak hukum, lalu dipublikasi secara berlebihan, artinya kita sedang membedah persepsi publik," tuturnya.
Baca Juga: Firasat Wirang Birawa soal Kasus Kiesha Alvaro: Dimas Anggara Iri Sejak Lama?
Persepsi yang salah ini bisa berujung pada pembenaran narasi penggunaan narkoba dapat meningkatkan kreativitas atau rasa percaya diri, sebuah pandangan yang dibantah keras oleh Marthinus Hukom.
"Di satu sisi, orang akan menilai jadi artis gampang. Tinggal pakai narkoba, percaya diri, kreatif. Padahal, bagi saya itu mitos," kata dia.
Namun, bukan berarti BNN sepenuhnya mengabaikan informasi tentang artis yang menyalahgunakan narkoba.
Mereka akan tetap mengambil tindakan terhadap artis terkait, namun tidak akan dipublikasikan.
"Kalaupun kami tahu artis ini pengguna, kami dekati, kami ajak orangtuanya, keluarganya, kami bawa ke pusat rehabilitasi. Tapi, jangan juga setelah kami bawa ke pusat rehabilitasi, malah jadi konsumsi publik," tutur Marthinus Hukom.
Berita Terkait
-
Firasat Wirang Birawa soal Kasus Kiesha Alvaro: Dimas Anggara Iri Sejak Lama?
-
Terjerat Kasus Pemerasan, Nikita Mirzani Kini Tuntut Prabowo Benahi Hukum Indonesia
-
Dimas Anggara Bungkam Setelah Dicari Pasha Ungu? Kasus Dugaan Penganiayaan Kiesha Alvaro Memanas
-
Bikin Haru! Ini Sosok Istri Irfan Hakim yang Tak Pernah Minta Apapun, Bahkan Izinkan Poligami
-
10 Tahun Menduda, Nassar Akhirnya Temukan Tambatan Hati di Keluarga Syahrini
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Tegang di Polsek Jonggol! Pemilik Mobil BBM Rebut Kunci dari Tangan Oknum Wartawan
-
Indra Sjafri Ungkap 'Penyakit' Turunan Garuda Muda
-
9 Ribu Pegawai Paruh Waktu di Bogor Diberi Peringatan Keras: Jangan Gadai SK
-
Debut Kapten Timnas U-22 Ivar Jenner: Indonesia Dipermalukan Mali 0-3 di Stadion Pakansari
-
Gus Ipul Ungkap Satu Faktor Kunci Keberhasilan Program Kesejahteraan