-
Sengketa lahan Rp80,5 miliar di Bogor dekat kediaman Presiden Prabowo menyoroti masalah carut-marut tata kelola pertanahan.
-
Pemuda LIRA mendesak Presiden Prabowo berantas mafia tanah, terkait dugaan oknum BPN Bogor yang memblokir warkah korban.
-
Tanah korban tiba-tiba tumpang tindih SHGB mati milik PT Arta, dan warkah diblokir oknum BPN atas perintah atasan.
SuaraBogor.id - Kasus sengketa lahan yang mencengangkan kembali mencuat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Yang lebih miris, sengketa ini terjadi di Desa Cikeas Udik, Kecamatan Gunungputri, sebuah wilayah yang tak jauh dari kediaman resmi Presiden RI Prabowo Subianto.
Kasus ini melibatkan PT Arta Paraguna dengan warga sekitar, dengan kerugian material yang ditaksir mencapai Rp80,5 miliar.
Ketua Umum Ormas Pemuda LIRA Bogor, M. Iqbal Al Afghany menyuarakan kekecewaannya atas carut-marut tata kelola pertanahan ini, terlebih di momen satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo-Gibran.
"Jadikan momen satu tahun Prabowo ini sebagai ajang memberantas mafia tanah di Indonesia, apalagi kejadian kali ini berada di Kabupaten Bogor, tak jauh dari kediaman Presiden Prabowo," tuturnya.
Melihat adanya kesemrawutan dalam tata kelola pertanahan di Kabupaten Bogor, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pemuda LIRA Bogor menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor ATR/BPN Kabupaten Bogor.
"Aksi ini merupakan bentuk kritik dan kekecewaan kami terhadap penanganan pertanahan di Kabupaten Bogor yang makin hari semakin semrawut," kata Iqbal Al Afghany.
Pihaknya meminta dan mendorong kepada pemerintah dan instansi terkait agar dapat membasmi mafia tanah di Indonesia, terlebih di momen satu tahun kepemimpinan Prabowo-Gibran.
"Jadikan momen satu tahun Prabowo ini sebagai ajang memberantas mafia tanah di Indonesia, apalagi kejadian kali ini berada di Kabupaten Bogor, tak jauh dari kediaman Presiden Prabowo," tutupnya.
Kasus ini menjadi sorotan tajam dan mendesak aparat berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh demi mengungkap praktik "mafia tanah" yang merugikan masyarakat dan merusak kepercayaan publik terhadap lembaga negara.
Baca Juga: Harta Karun Ilegal Senilai Rp1,4 Miliar Dibakar! Jutaan Rokok dan Ribuan Miras Berakhir Jadi Abu
Sementara, Kuasa hukum dari pemilik lahan, Bambang menceritakan bahwa kasus ini baru diketahui kliennya pada tahun 2025 saat hendak mengurus berkas-berkas tanah miliknya seluas 23 ribu meter persegi.
Padahal, sebelumnya, pada tahun 2016 lahan milik kliennya dinyatakan bersih tanpa masalah. Bahkan pada 2019, tanah tersebut sudah dipecah surat-suratnya dan dinyatakan bersih dari sengketa.
"Tahun 2019 klien saya pecah tanahnya itu masih bersih, bahkan tahun 2021 juga dicek validasi sertifikat tanah klien saya itu bersih enggak ada masalah tetapi kok tiba-tiba di 2025 tanah klien saya bermasalah," kata Bambang, mempertanyakan kejanggalan kronologi status tanah.
Keanehan semakin menjadi-jadi saat korban mencoba mencari informasi mengapa tanahnya bermasalah. Saat ditelusuri, ternyata tanah 23 ribu meter persegi milik kliennya itu tumpang tindih dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) milik PT Arta Paraguna yang statusnya sudah mati.
"Kok bisa di tahun 2016 sampai 2024 tanah klien saya aman, tiba-tiba di 2025 tanah klien saya bermasalah, tumpang tindih sama SHGB yang mati pula, padahal surat-surat klien saya lebih tua dari SHGB PT Arta Paraguna," jelasnya.
Selain itu, keanehan lainnya juga terjadi saat korban mencoba memeriksa warkah tanah miliknya. Tanpa sebab yang jelas, warkah tanah milik kliennya ternyata ditutup aksesnya atau diblokir internal oleh oknum petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bogor.
Berita Terkait
-
Harta Karun Ilegal Senilai Rp1,4 Miliar Dibakar! Jutaan Rokok dan Ribuan Miras Berakhir Jadi Abu
-
5 Poin Penting Kasus Anak Anggota DPRD Bogor Melapor Warga Usai Ricuh di Angkringan Tak Berizin
-
Satu Tahun Prabowo-Gibran, Ada Apa di Bogor? Polres Gelar Patroli Skala Besar
-
Anak Anggota DPRD Bogor Laporkan Warga ke Polsek Cileungsi, Fakta di Baliknya Mengejutkan!
-
Perangi Narkoba dan Hapus Permukiman Kumuh, DPRD Kota Bogor Sahkan Dua Perda
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
Terkini
-
Benarkah Beli Rokok Ilegal Bisa Dipenjara 5 Tahun? Cek Sanksi Berat untuk Konsumen dan Pedagang
-
Sengketa Lahan 'Panas' Meneror Dekat Rumah Presiden, 5 Tuntutan Warga Bogor Jadi Tamparan Keras BPN
-
Sorotan Satu Tahun Prabowo-Gibran, Kasus Mafia Tanah Rp80,5 M Mencuat di 'Halaman Belakang' Presiden
-
Harta Karun Ilegal Senilai Rp1,4 Miliar Dibakar! Jutaan Rokok dan Ribuan Miras Berakhir Jadi Abu
-
5 Poin Penting Kasus Anak Anggota DPRD Bogor Melapor Warga Usai Ricuh di Angkringan Tak Berizin