Andi Ahmad S
Selasa, 25 November 2025 | 12:46 WIB
Bupati Bogor Rudy Susmanto saat memperingati hari guru nasional [Egi/SuaraBogor]
Baca 10 detik
  • Bupati Bogor Rudy Susmanto mengajak masyarakat agar memuliakan dan menghargai guru, mengingat tantangan berat pendidikan di era digital dan tuntutan sosial yang tinggi.

  • Tugas guru makin sulit menghadapi tekanan material, sosial, dan masalah kompleks siswa seperti ketergantungan gawai dan judi online. 

  • Rudy Susmanto mengingatkan siswa di Bogor untuk menghormati guru dan mengikuti lima nasihat Presiden Prabowo Subianto demi masa depan mereka.

SuaraBogor.id - Peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada Selasa, 25 November 2025, menjadi momen refleksi yang menohok bagi dunia pendidikan tanah air. Di tengah riuh ucapan selamat di media sosial, realitas di lapangan menunjukkan bahwa profesi guru sedang tidak baik-baik saja.

Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyoroti fenomena memprihatinkan di mana guru kini terjepit di antara tuntutan profesionalitas yang tinggi dan apresiasi yang minim.

Dalam pesannya yang menyentuh, Rudy mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Kabupaten Bogor, untuk berhenti menjadikan guru sebagai objek kesalahan dan mulai memuliakan mereka kembali.

Generasi muda hari ini, atau yang sering disebut Gen Z dan Gen Alpha, hidup berdampingan dengan teknologi. Namun, hal ini membawa dua mata pisau.

Rudy Susmanto mengungkapkan fakta pahit bahwa beban guru kini berlipat ganda. Mereka tidak hanya mengajar kurikulum, tetapi juga bertarung melawan dampak negatif teknologi yang menggerogoti karakter siswa.

"Di era digital dan tantangan global, tugas guru semakin berat. Guru dihadapkan tantangan sosial, budaya, moral, politik dan tuntutan masyarakat yang kian tinggi dan apresiasi yang rendah," jelas Rudy, Selasa 25 November 2025.

Pernyataan ini sangat relevan dengan banyaknya kasus viral di mana guru justru dipidanakan atau diintimidasi saat hendak mendidik siswa. Padahal, di balik seragam dinasnya, tidak sedikit guru yang juga berjuang melawan himpitan ekonomi.

"Guru sebagai agen peradaban semakin diperlukan terhadap kompensitas permasalahan murid sebagai masalah akademik, sosial, moral, spiritual, ketergantungan gawai, judi online, kesulitan ekonomi, keharmonisan keluarga dan sebagainya," jelas Rudy menambahkan.

Penyebutan isu judi online dan ketergantungan gawai menjadi sorotan tajam, mengingat dua hal ini adalah musuh utama produktivitas anak muda saat ini.

Baca Juga: Konser Simfoni Aksara: Alasan Kuat Mengapa Bogor Harus Dicintai dan Dibangun Sama-sama

Seringkali, gesekan terjadi karena kurangnya komunikasi antara orang tua dan sekolah. Rudy meminta para orang tua milenial untuk lebih bijak. Pendidikan bukan hanya soal nilai di atas kertas, tetapi soal pembentukan karakter yang membutuhkan kepercayaan penuh kepada pendidik.

"Saya menghimbau masyarakat, orang tua, dan seluruh pihak agar menghargai jerih payah para guru. Jangan hanya menilai kinerja, dan menghakimi mereka dari angka angka," kata dia dengan tegas.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang sehat. Jika ada masalah, selesaikan dengan dialog, bukan dengan emosi atau viralisasi yang menyudutkan.

"Berilah kesempatan para guru mendidik anak anak dengan cara terbaik, perbaiki komunikasi, kerjasama dan saling menghargai," jelas dia.

Khusus untuk para pelajar di Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto meneruskan pesan penting dari Presiden RI, Prabowo Subianto. Nasihat ini bisa dibilang sebagai kunci cheat sukses bagi anak muda untuk meraih masa depan gemilang.

"Kepada para murid, saya mengingatkan lima nasihat Presiden Prabowo Subianto. Belajar yang baik, cintai ayah dan ibumu, hormati gurumu, rukun sesama teman, cintai tanah air dan bangsamu," jelas dia.

Load More