Kerugian awal TNGHS akibat kerusakan konservasi, termasuk PETI dan wisata ilegal, mencapai Rp350 miliar di areal 439 hektare, diprediksi akan bertambah.
Operasi penertiban telah menutup 281 dari target 1.400 lubang PETI di TNGHS (Sukabumi, Bogor, Lebak), dengan pemeriksaan terhadap pemodal ilegal.
Kementerian dan Satgas PKH menertibkan PETI TNGHS yang telah merusak sejak 1990-an, kerusakan lingkungan dan potensi bencana alam perlu dihentikan.
SuaraBogor.id - Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), yang selama ini dikenal sebagai paru-paru Jawa Barat dan Banten, ternyata menyimpan luka menganga yang mengerikan.
Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang masif telah menyebabkan kerugian negara yang fantastis dan kerusakan ekologis yang nyaris tak terbayangkan.
Kementerian Kehutanan baru-baru ini membuka fakta mengejutkan. Kerugian akibat kerusakan kawasan konservasi ini ditaksir mencapai Rp350 miliar.
Angka ini didapat dari pengukuran dan penertiban areal seluas 439 hektare yang telah luluh lantak dijarah isinya.
Direktur Penindakan Pidana Kehutanan, Rudianto Saragih Napitu, menegaskan bahwa angka kerugian tersebut hanyalah permulaan dan diprediksi akan terus membengkak.
"Kerusakan hutan TNGHS itu, selain penambang ilegal dan pengguna vila serta wisata," kata Rudianto, dilansir dari Antara, Kamis 4 Desember 2025.
Kerusakan hutan TNGHS ternyata tidak melulu soal emas. Keberadaan vila-vila ilegal dan aktivitas wisata tak berizin turut menyumbang degradasi lahan.
Namun, fokus utama saat ini adalah monster perusak utama tambang ilegal. Rudianto menjelaskan bahwa perhitungan kerugian ekologis secara menyeluruh masih dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP).
"Kami memastikan kerugian kerusakan hutan TNGHS bisa bertambah di atas Rp350 miliar," tegas Rudianto.
Baca Juga: Banyak Mahasiswa IPB Putus Kontak dengan Orang Tua Pasca Banjir Sumatera-Aceh
Operasi penertiban ini bukanlah aksi satu malam. Sebelumnya, tim gabungan telah menyisir Blok Cibuluh, Ciheang, dan Gunung Pedih di wilayah Sukabumi dan Bogor.
Kini, giliran Kabupaten Lebak yang menjadi sasaran dengan penutupan 55 titik lubang tambang di Blok Cirotan, Cisopa, dan Cimari. Hingga hari ini, total 281 lubang PETI telah ditutup dari target ambisius sebanyak 1.400 titik.
"Kami bersama Satgas PKH terus melakukan penertiban dan penutupan lubang PETI, karena bisa menimbulkan kerusakan hutan dan lingkungan alam, sehingga berpotensi menyebabkan bencana alam," jelasnya.
Pemerintah tidak hanya menyasar para penambang kecil di lapangan, tetapi juga membidik kakap di balik operasi ini. Para pemodal atau cukong yang membiayai kerusakan alam ini sedang diburu.
Saat ini, pemeriksaan intensif telah dilakukan terhadap 7 orang pemodal di Blok Cibuluh dan 5 orang di Blok Gunung Pedih.
Bahaya lain yang mengintai adalah penggunaan bahan kimia mematikan seperti merkuri dan sianida dalam proses pengolahan emas, yang secara permanen meracuni tanah dan sumber air warga.
Tag
Berita Terkait
-
Banyak Mahasiswa IPB Putus Kontak dengan Orang Tua Pasca Banjir Sumatera-Aceh
-
4 Spot Wisata di Ciomas Bogor Buat Liburan Akhir Tahun Anti Macet
-
Bejat! Terbongkar Ayah Tiri di Bogor Gauli 3 Anak Sekaligus, Terungkap Saat Korban Kesakitan
-
Target Gila! Raffi Ahmad Bidik Gelar Juara IBL 2026 untuk RANS Simba Bogor di Musim Baru
-
Tanah Warga Gorowong Hilang, Modus Keji Mantan Sekdes Palsukan Tanda Tangan Kades
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
Terkini
-
Alam Menangis, Negara Rugi Rp350 Miliar! Kemenhut Buru Pemodal Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
-
Banyak Mahasiswa IPB Putus Kontak dengan Orang Tua Pasca Banjir Sumatera-Aceh
-
4 Spot Wisata di Ciomas Bogor Buat Liburan Akhir Tahun Anti Macet
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan Cepat untuk Korban Banjir Bandang di Sumut dan Sumbar
-
Bejat! Terbongkar Ayah Tiri di Bogor Gauli 3 Anak Sekaligus, Terungkap Saat Korban Kesakitan