Jumlah Sampah Medis Seperti APD dan Masker di Muara Teluk Jakarta Melonjak

Para peneliti menemukan sampah medis seperti APD, masker, pakaian hazmat, dan sarung tangan di sekitar muara Teluk Jakarta.

Liberty Jemadu
Kamis, 31 Desember 2020 | 18:39 WIB
Jumlah Sampah Medis Seperti APD dan Masker di Muara Teluk Jakarta Melonjak
Petugas gabungan menunjukkan sampah medis hasil patroli di Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Jumat (4/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]

SuaraBogor.id - Sampah medis di muara sungai menuju Teluk Jakarta semasa pandemi COVID-19 mengalami peningkatan, demikian hasil riset kolaborasi peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), IPB University dan Universitas Terbuka.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) M Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Marindah Yulia Iswari dengan Prof Etty Riani dari Institut Pertanian Bogor (IPB University) dan Dr Nurhasanah dari Universitas Terbuka (UT) berhasil mengidentifikasi tujuh tipe dan 19 kategori sampah menuju Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing pada Maret sampai dengan April 2020.

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI M Reza Cordova dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (31/12/2020) menjelaskan plastik mendominasi sampah di muara sungai sebanyak 46-57 persen dari total sampah yang ditemukan.

“Jumlah sampah secara umum yang sedikit meningkat atau sebesar lima persen, namun mengalami penurunan berat sebesar 23-28 persen,” ujar dia.

Baca Juga:Cekcok dengan Bule Bandel yang Ogah Pakai Masker, Hotman Paris: Deportasi!

Hal itu, menurut dia, menguatkan indikasi perubahan komposisi sampah semasa pandemi, yaitu meningkatnya sampah berbahan plastik yang relatif lebih ringan.

Lebih lanjut Reza mengatakan riset monitoring sampah di muara sungai itu mencatat kehadiran sampah alat pelindung diri (APD), seperti masker medis, sarung tangan, pakaian hazmat, pelindung wajah dan jas hujan, yang sangat mencolok dibandingkan dengan sebelum pandemi.

“Sampah APD tersebut menyumbang 15-16 persen dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton per harinya,” ujar dia.

Reza dan tim berharap, peningkatan sampah APD di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah medis yang bersumber dari rumah tangga.
“Sampah APD meningkatkan beban pencemaran. Tidak menutup kemungkinan sampah tersebut menjadi tempat penempelan mikroorganisme patogen dan bahan berbahaya bagi ekosistem perairan, serta melepas bahan aditif lainnya,” katanya.

Sementara itu, peneliti LIPI lainnya Intan Suci Nurhati menjelaskan, mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, hasil riset tersebut bertujuan mengajak masyarakat turut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan.

Baca Juga:Patroli Sampah Medis di Sungai Cisadane

“Menjaga kesehatan lingkungan, diri, dan keluarga sangat baik untuk dijadikan salah satu resolusi kita di Tahun 2021,” ujar Intan.

Penelitian ini telah dipublikasikan dengan judul Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic di ScienceDirect sejak 18 Desember 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini