Namun, banyak orang yang berteriak di jalan meminta agar semua warga segera meninggalkan rumah.
"Pas kejadian kan gemuruh air besar, banyak yang teriak kan dari jalan, pas keluar,’Ayo keluar, ayo keluar’. Saya langsung lari saja bawa anak, HP," jelasnya.
Saat menggendong anaknya, lumpur di jalan pada waktu itu sudah se atas mata kaki. Hal itu membuat dirinya semakin panik, apalagi anaknya sempat menangis.
"Pas kejadian lumpur sudah semata kaki, saya lari pokoknya pas waktu itu," ungkapnya.
Baca Juga:Polisi Masih Selidiki Maling di Rumah Arneta Fauzia, Korban Sriwijaya Air
Saat ditanya apakah ingin segera pulang lagi ke rumahnya saat ini, ia menjelaskan tidak mau lagi, sebab khawatir terjadi banjir bandang kembali.
"Nggak mau, trauma, takut, takut terjadi lagi kayak kemarin (banjir bandang). Anak saya trauma, ngelamun, saya juga sama ngelamun. Alhamdulillah sudah mendingan sekarang," jelasnya.
"Saya tinggal saat ini sama saudara saya di sini, saya sengaja memilih di sini soalnya aman," tukasnya.
Kontributor : Andi Ahmad Sulaendi
Baca Juga:Butuh Air Bersih, Korban Banjir Bandang Puncak Bogor: Perhatikan Kami