Ketiga, P2G menduga buku bermuatan situs porno tersebut tidak hanya tersebar dan digunakan siswa-siswi di wilayah Jawa Barat saja, tapi berpotensi sudah tersebar ke wilayah lain sebab buku tersebut dijual secara umum/bebas, bisa diperoleh dari toko-toko buku.
"Oleh karena itu sudah seharusnya Mas Menteri berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota/Kabupaten agar senantiasa melakukan pegawasan pemantauan terhadap buku-buku sekolah yang digunakan siswa di daerah," ujarnya.
Kelima, P2G meminta kepada para guru dan kepala sekolah lebih selektif dalam memutuskan penggunaan buku-buku pelajaran siswa di sekolah.
Kendati Kemdikbud telah menyediakan sarana e-book, namun P2G merasa bahwa penggunaan e-book yang dicetak resmi oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemdikbud belum optimal. "P2G merasa bahwa Kemdikbud terkesan setengah hati mengoptimalkan peran Puskurbuk sejauh ini," tulis pernyataan P2G.
Baca Juga:Buku Sosiologi SMA Tampilkan Situs Porno, Kemendikbud Kecolongan?