Doni Monardo Diganjar Gelar Doktor Kehormatan dari IPB

Gelar kehomartan tersebut diberikan kepada Doni Monardo dalam bidang ilmu pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

Husna Rahmayunita
Sabtu, 27 Maret 2021 | 12:30 WIB
Doni Monardo Diganjar Gelar Doktor Kehormatan dari IPB
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Minggu (15/11/2020).

Hadirin yang mulia,
Ada kalimat “the Hungry man becomes angry man”, artinya orang lapar akan mudah marah. Sehingga saya melakukan strategi penyelesaian konflik, melalui keseimbangan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) dan pendekatan keamanan (security approach).

Masalah kesejahteraan dapat berdampak pada ketidakstabilan sosial dan keamanan. Inilah yang menjadi salah satu akar konflik berkepanjangan di Maluku.

Berbagai upaya rekonsiliasi dan deklarasi damai telah dilakukan. Namun, tidak lama setelah deklarasi damai, konflik kembali terjadi.
Program Emas Biru dan Emas Hijau merupakan upaya memangkas ketimpangan sosial, sehingga berhasil merajut kembali tali persaudaraan pela – gandong yang akhirnya melahirkan Emas Putih, yaitu kerukunan, perdamaian, dan toleransi.
Program emas biru pernah ditinjau langsung oleh Presiden Jokowi pada tanggal 9 Februari 2017. Di atas keramba jaring apung di Teluk Ambon, Beliau bertanya, “untuk apa ini Pak Doni?” Saya jelaskan, keramba-keramba ini adalah “alat bagi kami” prajurit TNI untuk menyelesaikan konflik. Presiden mengatakan, “Ini yang benar..”, sebanyak tiga kali.

Sidang Senat Terbuka IPB University yang terhormat,
Setelah dilantik sebagai Pangdam III/Siliwangi, tanggal 16 November 2017. Saya menerima banyak laporan tentang Citarum, sebagai sungai terkotor di dunia.

Baca Juga:2.500 Orang Meninggal di Pulau Buru Maluku, Darah Warga Mengandung Merkuri

Ketika pertama kali memberikan pengarahan kepada staf di Makodam III/Siliwangi, saya sampaikan tentang nama besar “Siliwangi” diberbagai palagan penugasan, baik di dalam maupun luar negeri. Sayang jika nama besar itu hilang karena kita saat ini tidak peduli atas persoalan yang ada di depan mata, yaitu Citarum sebagai sungai terkotor di dunia.

Salah satu 8 Wajib TNI, memuat isi: “Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya”. Saya katakan, bahwa pada seragam yang dikenakan prajurit Siliwangi, ada simbol Harimau atau Maung. Jangan sampai karena kita tidak berbuat sesuatu, Maung Siliwangi berubah menjadi Meong Siliwangi.

Inilah yang membuat prajurit terbakar dan mendidih darahnya untuk bisa memberikan darma bakti terbaik dalam rangka membantu masyarakat di Jawa Barat.

Kodam III Siliwangi bersama dengan tim Kemenko Marvest dan Pemprov Jabar, serta Polda Jabar di bawah bimbingan Menko Marvest, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan berkumpul menghimpun masukan-masukan dari segenap komponen masyarakat, tokoh agama, budayawan, relawan, pegiat lingkungan, bahkan media. Tiada hari libur. Setiap hari kami memikirkan strategi menuntaskan masalah kerusakan ekosistem Citarum.

Nama Citarum Harum dan strategi penanganannya saya usulkan kepada Gubernur Jabar Bapak Ahmad Heriawan dalam perjalanan dari pendopo gubernur menuju Waduk Jatigede pada tanggal 28 November 2017.
Saya juga melaporkan kepada Presiden Jokowi tentang Citarum pada tanggal 4 Desember 2017. Presiden bertanya, “Apa yang dibutuhkan?” Saya menjawab perlunya payung hukum agar TNI bisa tetap ikut membantu memulihkan Citarum.

Baca Juga:Doni Monardo Geram Banyak Turis Langgar Protokol Kesehatan di Bali

Akhirnya konsep regulasi yang dimotori oleh Dr. Dini Dewi yang didukung penuh oleh tim hukum Sekretariat Negara terbit melalui Perpres No 15 Tahun 2018, tanggal 15 Maret 2018, kurang dari sebulan setelah Presiden Jokowi mendeklarasikan program Citarum Harum pada tanggal 22 Februari 2018 di Situ Cisanti, salah satu mata air purba di Jabar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak