Menurut dia, Dinas Pendidikan akan mempersiapkan dengan matang sebelum membuka sekolah untuk PTM.
"Sedangkan, TK dan PAUD masih dievaluasi, karena risikonya lebih besar," katanya.
Hanafi menegaskan sebelum memutuskan membuka sekolah untuk PTM, Dinas Pendidikan akan meminta persetujuan orang tua siswa melalui polling, apakah orang tua setuju atau tidak.
“Dinas Pendidkan merencanakan beberapa alternatif untuk pembelajaran tatap muka di sekolah. Pertama, 30 persen siswa belajar dari sekolah dan 70 persen dari rumah. Konsepnya dari 100 persen siswa akan dibagi menjadi tiga kelompok dan digilir siswa yang belajar dari sekolah," katanya.
Baca Juga:TOK! RS Lapangan Kota Bogor Akan Berhenti Beroperasi, Ini Alasannya
Kedua, untuk siswa SMP dan SMA, belajar dari sekolah secara bergiliran, misalnya Senin-Kamis kelas 9, Selasa Jumat kelas 8, serta Rabu Sabtu kelas 7.
"Konsep ini masih agak repot," katanya.
Ketiga, siswa masih ke sekolah 50 persen dan belajar dari rumah 50 persen, dan pertukarannya dilakukan setiap pekan.
"Konsep ini dinilai lebih efektif," katanya.