Tak pelak, karena sudah lama tak membeli seragam baru, orang tua murid di Kabupaten Cianjur pun pusing karena harus membeli yang baru.
Sejumlah orang tua murid di Kabupaten Cianjur saat ini juga kesal, karena harus buru-buru membeli seragam baru untuk anaknya.
Terpaksa orang tua harus rela mengeluarkan sejumlah uang. Padahal, kondisi ekonomi saat ini sedang kurang baik. Selain keterbatasan uang, juga ada ketersediaan seragam di toko penjual dan kesulitan mencari batik sekolah yang tidak dijual lagi.
Gina (36), misalnya, warga Desa Sawahgede, Kecamatan Cianjur, anaknya duduk yang di kelas 4 SD Negeri mengaku kelimpungan karena setelah mencoba seragam lama ternyata kekecilan.
Baca Juga:Depok Belajar Tatap Muka Bulan Depan, Maksimal 20 Siswa Per Kelas
“Wajar saja sih kekecilan, kan hampir 1,5 tahun anak saya tidak memakai seragam, cuman pusing saja cari uang buat beli seragam,” kata Gina pada Ayobandung.com, Rabu, 1 September 2021.
Hal sama dirasakan Asep Somantri (45) warga Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, anaknya saat ini kelas 9 SMP Negeri terpaksa harus diantar ke tulang jahit.
“Saya nggak sanggup beli, untung saja masih bisa dipanjangin seragamnya di tukang jahit,” katanya.
Gina maupun Asep mewakili semua kesulitan orangtua murid menjeang PTM, terutama untuk mengatasi batik sekolah yang hanya dijual di sekolah, tidak dikual di toko.
Mereka berharap pihak sekolah membuat kebijakan pada saat PTM, sehingga murid tidak diwajibkan memakai batik dari sekolah. Pasalnya, selain kesulitan uang, batik khusus sekolah juga tidak dijual secara umum.
Baca Juga:Pekan Pertama PTM Campuran, Wagub DKI Klaim Pembukaan Sekolah Berjalan Lancar