Titik balik perbaikan nasib masyarakat Depok dimulai sekitar tahun 1973. Ini ditandai dengan dimulainya proyek pembebasan lahan warga Depok untuk pembangunan Universitas Indonesia (UI).
Kondisi terus membaik dengan adanya pembangunan pemukiman warga oleh Perumahan Nasional (Perumnas) mulai 1974 yang kemudian mulai dihuni pada 1976.
“Membaiknya karena tanah masyarakat dibayar waktu pembebasan lahan. Terus, makin banyak orang kan makin tinggi aktivitas ekonominya,” kata Baba.
Bukan hanya faktor pembangunan fisik, kondisi masyarakat juga membaik berkat pembangunan non fisik yang dilakukan Presiden Soeharto.
Baca Juga:Cerita Detik-detik Letnan MT Haryono Dibunuh saat G30SPKI, dari Mimpi Ditusuk Tombak
Diantaranya, berkat Presiden Soeharto membina petani sekitar tahun 1970-an.
Masyarakat yang tadinya bercocok tanam tanpa tata cara yang benar, diberi penyuluhan dan diberi pupuk untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya.
Sejak pembinaan inilah masyarakat mulai bisa memanen ladangnya 3 sampai 4 kali per tahun.
Baba menyebut, tidak ada monumen atau peristiwa bersejarah tentang G30SPKI di Depok.
“Depok lingkupnya masih kecil waktu itu. Cuma kecamatan. Jadi wajar kalau orang sini gak banyak ikut andil (dalam peristiwa G30SPKI),” pungkas Baba.
Baca Juga:Tanah dan Bangunan Terpidana Korupsi Proyek Hambalang di Jakarta Dilelang KPK
Kontributor : Immawan Zulkarnain