Duh, Hampir 4 Tahun, Alat Deteksi Tsunami di Cianjur Tak Berfungsi

alat pendeteksi tsunami yang dipasang sejak beberapa tahun lalu itu merupakan pemberian dari BNPB.

Lebrina Uneputty
Rabu, 01 Desember 2021 | 16:36 WIB
Duh, Hampir 4 Tahun, Alat Deteksi Tsunami di Cianjur Tak Berfungsi
Bangunan untuk radar pendeteksi tsunami bernama WERA yang tengah dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Cikadu, Pandeglang, Banten, Jumat (16/8/2019). [Suara.com/ Arief Apriadi]

SuaraBogor.id - Sebanyak 5 buah  alat pendeteksi Tsunami Early Warning Sistem (TEWS) di laut Selatan Kabupaten Cianjur sudah tidak berfungsi karena rusak akibat dimakan usia dan cuaca. 

Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo mengatakan, alat pendeteksi tsunami yang dipasang sejak beberapa tahun lalu itu merupakan pemberian dari BNPB. 

"Kelima tersebut dipasang di Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, Agrabinta dan dua lainnya di pasang di titik tertentu," kata dia pada wartawan saat diwawancarai diruang kerjanya, Rabu (01/12/2021). 

Namun, kata dia, karena dimakan usai dan faktor iklim membuat alat deteksi dini tsunami tersebut rusak, sehingga tidak dapat berfungsi sejak beberapa tahun lalu. 

Baca Juga:Waspada Potensi Tsunami Setinggi 8 Meter di Cilegon, BMKG Beri Peringatan

"Kita tidak memiliki wewenang, kita hanya melakukan pengawasan terhadap alat deteksi yang diberikan dari BNPB. Sejak alat dipasang di wilayah laut Selatan Cianjur, tidak di sertai dengan serah terima alat tersebut," katanya.

Ia mengatakan, 5 alat deteksi dini tsunami yang telah tidak berfungsi tersebut sudah dilaporkan ke pihak BNPB, namun hingga kini belum ada jawaban atau tidak lanjut. 

"Tidak hanya di Cianjur, alat pendeteksi dini tsunami itu juga terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga wajar kalau laporan dari Cianjur belum mendapat respon dari BNPB," katanya.

Rudi menambahkan, pihaknya saat ini sudah memasang sejumlah rambu jalur evakuasi, dan tengah melalukan edukasi mitigasi kebencaan didaerah rawan terjadinya bencana dan dibibir pantai. 

"Kami imbau warga yang berada dipesisir pantai, untuk tidak khawatir dengan alat deteksi dini tsunami, karena masyarakat bisa membaca gelaja apabila terjadi tsunami," katanya. 

Baca Juga:Hati-hati, BMKG Ungkap Ada Potensi Tsunami Setinggi 8 Meter di Selat Sunda

Kontributor : Fauzi Noviandi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini