Prof Karim mengatakan, ada tiga hal yang menjadi alasan Ridwan Kamil sulit mengelak dari realitas politik yang terjadi saat ini.
Pertama, nama Ridwan Kamil yang selalu muncul di papan atas survei berjalan dengan sendirinya.
Padahal, Ridwan Kamil belum melakukan langkah-langkah khusus untuk mendongkrak popularitasnya.
“RK boleh dibilang belum melakukan langkah khusus menuju pilpres, tapi potensi elektoralnya cukup signifikan. Buktinya meski belum masang baliho capres, tapi popularitasnya melampaui mereka yang sudah lama nongkrong di baliho,” kata Guru Besar UPI itu.
Kedua, kata dia, sebagai Gubernur Jabar, pria yang akrab disapa Emil itu punya modal elektoral yang nyata.
“Lebih-lebih keterwakilan masyarakat Jabar di tingkat nasional menjadi keprihatinan masyarakat Jabar umumnya,” katanya.
Sebagai kendaraan bagi calon pemimpin negara, kata dia, partai politik (parpol) diminta untuk membuka ruang selebar-lebarnya dengan membuka sistem rekrutmen bagi siapa saja pemimpin yang mempunyai kapasitas dan kualitas.