SuaraBogor.id - Ruhut Sitompul baru-baru ini membela rekan separtainya Arteria Dahlan yang kini terjerat kasus. Politisi PDI-Perjuangan itu bahkan membandingkan kasus Edy Mulyadi dengan Arteria Dahlan.
Pembelaan itu dilontarkan Ruhut usai ramai dipertanyakan publik soal Arteria Dahlan yang tidak di tahan. Desakan tahan Arteria Dahlan muncul usai Edy Mulyadi ditetapkan sebagai tersangka akibat ujaran kebencian.
Menurut Ruhut, perlakukan hukum yang diterima Edy Mulyadi dan arteria dahlan berbeda merupakan hal yang wajar. Ruhut pun membantah pandangan publik yang menyebut kasus yang menjerat keduanya sama. Dalam kesempatan itu, Ruhut Sitompul menilai bahwa kasus keduanya berbeda.
Ruhut memaparkan, Edy Mulyadi mengeluarkan pernyataannya yang bermuatan SARA di sebuah konferensi pers. Sementara, Arteria menyampaikan di ruang sidang.
“Kan ini (pernyataan Edy Mulyadi) secara terang benderang disampaikan dalam, katakanlah media sosial, mengundang semua, konferensi pers itu. Itu kan jelas, banyak unsur yang terpenuhi,” jelas Ruhut.
Baca Juga:Hari Pertama Ditahan, Edy Mulyadi Dapat Bingkisan dan Pesan dari HRS, Begini Isinya
“Terkait dengan rekan saya, kader PDI Perjuangan, itu kan waktu rapat dengar pendapat di DPR,” imbuh Ruhut, dikutip dari Terkini.id--Jaringan Suara.com.
Ia memaparkan, kasus Arteria Dahlan viral di media sosial hingga ‘digoreng’ publik. Arteria Dahlan mengkritisi pejabat kejaksaan, bukan menyatakan ujaran kebencian.
“Dan dia mengkritisi ada pejabat kejaksaan, mungkin namanya wakil rakyat, ada yang melaporkan, ‘mbok kalau kasih pengarahan jangan pakai bahasa daerah’, kan begitu. Tapi yang namanya medsos sekarang, digoreng kiri kanan,” jelas Ruhut.
Ruhut menyebutkan PDIP telah mengambil langkah tegas terhadap Arteria Dahlan.
“Tapi tetap, partai kami tegas, ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum kami langsung menugaskan Sekjen, beliau (Arteria Dahlan) dipanggil. Beliau harus cabut kata-katanya, minta maaf,” ungkapnya.
Baca Juga:Usut Kasus Arteria Dahlan, Polisi Periksa Perwakilan Poros Nusantara hingga Majelis Adat Sunda
Ruhut kemudian, membandingkan sikap partainya dengan PKS yang merupakan partai dari Edy Mulyadi.
“Ini maaf nih, nggak ada maksud, apapun, Edy tuh kader PKS lho, caleg lho, tapi nggak jadi. Saya lihat nggak ada, partainya diam-diam aja. Akhirnya Edy juga yang ngomong (minta maaf),” pungkasnya.