Bukan Cerita Sinetron, Warsini Pergi Haji dari Hasil Jualan Bubur

Penghasilan dari jualan bubur tak tentu, tapi setiap harinya saya sisihkan untuk nabung pergi haji, cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya,"

Galih Prasetyo
Selasa, 19 Juli 2022 | 18:01 WIB
Bukan Cerita Sinetron, Warsini Pergi Haji dari Hasil Jualan Bubur
Gambar udara memperlihatkan jamaah haji berkumpul di puncak Gunung Arafah atau Jabal Rahmah saat melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, tenggara kota suci Makkah, Jumat (8/7/2022). [AFP]

SuaraBogor.id - Dulu ada sinetron berjudul Tukang Bubur Naik Haji yang diperankan Mat Solar serta sederet artis lainnya. Cerita dari sinetron ini rupanya benar-benar dialami oleh ibu bernama Warsini.

Warsini yang berusia 60 tahun beberapa waktu lalu ialah jemaah haji asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia merantau ke Kediri, Jawa Timur.

Sejak sang suami berhenti sebagai karyawan di perusahaan swasta, Warsini kemudian banting stir dengan berjualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, dan bubur sumsum. Sang suami pun ikut membantu.

Sejak muda Warsini sudah bercita-cita ingin naik haji, bertahun-tahun ia menyisihkan penghasilannya lalu ditabung.

Baca Juga:Ulasan Buku Orang Madura Naik Haji, Kisah Orang Madura Patuh kepada Kiai

“Sehari-hari saya jualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, bubur sumsum, saya yang jualan, suami bantu-bantu. Dulu suami pernah kerja di perusahaan, sudah berhenti, sementara anak masih kecil-kecil,” tutur Warsini mengutip dari laman Kemenag

“Penghasilan dari jualan bubur tak tentu, tapi setiap harinya saya sisihkan untuk nabung pergi haji, cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya, tapi saya tetap sabar,” sambungnya.

Ibu beranak tiga dan sudah memiliki cucu ini sejak memulai usahanya sudah mencanangkan program Jumat Berkah. Pada hari-hari biasa harga setiap porsi buburnya dihargai Rp7.000,00, maka setiap Jumat menjadi Rp5.000,00. Ia pun menggratiskan buburnya bagi orang yang ingin makan bubur tapi tidak punya uang.

“Setiap Jumat saya punya program Jumat berkah, saya turunkan harga jualannya, di hari biasa saya jual Rp7.000,00 setiap Jumat jadi Rp5.000. Jumat berkah ini sudah saya lakukan sejak memulai usaha ini. Saya cari berkahnya dengan menurunkan harga jualan saya,” ujar wanita yang selalu melafalkan kalimat syukur saat berbincang.

“Saya juga sering memberi bubur gratis pada yang mau bubur tapi ngga punya uang, saya kasih, saya ikhlas sekali, yang saya cari kan tabungan nanti di akhirat, yang penting ikhlas, itu kuncinya,” ucapnya.

Baca Juga:Ustadz Khalid Basalamah: Sabar, Kalau Bisa Naik Haji

Ia mengaku, di setiap Jumat ia terkadang mendapat pesanan bubur dari dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar tempat ia jualan.

“Perusahaan tahu Jumat berkah itu, sehingga banyak pesan untuk karyawannya, jumlahnya ngga tentu, 50-100 porsi. Alhamdulillah senang, disyukurin saja,” terang Warsini. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini