Hadiri Seminar Ketahanan Pangan di KTT G20, JM Apresiasi Rencana Prabowo Jadikan Singkong Komoditi Utama Pangan

Singkong mampu dimaksimalkan pengembangannya di Kota Bogor.

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Kamis, 17 November 2022 | 10:51 WIB
Hadiri Seminar Ketahanan Pangan di KTT G20, JM Apresiasi Rencana Prabowo Jadikan Singkong Komoditi Utama Pangan
Global Food Security Forum. (Dok: DPRD Kota Bogor)

SuaraBogor.id - Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menghadiri acara Seminar Ketahanan Pangan yang diselenggarakan oleh Atlantic Council sebagai bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Sabtu, (12/11/2022).

Dalam acara yang digelar selama dua hari ini, para petinggi dunia dan pemerhati masalah ketahanan pangan menggelar diskusi dan kampanye terkait ketahanan pangan di masa sekarang. Penyelenggaraan Atlantic Council Global Food Security Forum didukung oleh Gaurav and Sharon Srivastava Family Foundation dan bekerja sama dengan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto Djojohadikusumo serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam acara tersebut, JM mengapresiasi rencana Menhan Prabowo untuk menjadikan singkong sebagai komoditi utama pangan dunia. Sebab, dari olahan singkong, saat ini sudah banyak produk yang bisa diciptakan, seperti tepung, mie instan dan lainnya.

“Proses budidaya singkong juga terbilang mudah dan bisa diimplementasikan dimana-mana, tanpa terkecuali Kota Bogor,” ujar JM.

Baca Juga:Survei: Kelompok Tani sampai Pengangguran Unggulkan Prabowo Sebagai Calon Presiden 2024

Dengan lahan pertanian yang terbatas di Kota Bogor, JM menilai singkong mampu dimaksimalkan pengembangannya di Kota Bogor. DIsamping untuk memastikan ketahanan pangan di Kota Bogor, sudah ada Perda nomor 16 tahun 2019 tentang Perlindungan Lahan Pertanian.

“Jadi guna memaksimalkan lahan yang ada, menurut saya rencana pak Prabowo bisa diimplementasikan di Kota Bogor,” pungkasnya.

Dalam acara tersebut, Menhan Prabowo Subianto mengungkapkan alasan dirinya mengunggulkan tanaman singkong adalah karena singkong adalah tanaman yang efisien. Hal serupa bahkan pernah diutarakan kepada publik oleh pendiri Microsoft Bill Gates.

Prabowo menyebut Bill Gates pernah menggelontorkan dana yang banyak sekitar 50 juta dolar AS untuk riset tentang singkong. Tanaman ini disebut Gates sebagai tanaman yang paling menarik di dunia.

"Singkong bisa menjadi tanaman penyelamat dunia. Indonesia dapat jadi yang terdepan memproduksi, dan menyelesaikan ancaman terhadap ketahanan pangan," tuturnya.

Baca Juga:Golkar Terjemahkan 'Jatah' Prabowo yang Disampaikan Jokowi: Cari Pemimpin yang Punya Komitmen Kebangsaan

Menurut Prabowo, ancaman terhadap ketahanan pangan dunia yang paling kentara adalah pasokan gandum dunia yang tidak stabil lantaran konflik Rusia dan Ukraina. Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi masalah ini.

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan, pemecahan tantangan pangan merupakan masalah bersama. Oleh karena itu ia mengajak negara-negara G20 untuk saling berkolaborasi menciptakan dunia yang lebih damai. 

“Untuk keluar dari masalah ini, kita butuh global partnership. Kita harus bekerja bersama,” tegas dia.

CEO dari Atlantic Council Frederick Kempe, menyampaikan rasa bangga sebab Atlantic Council dapat berkumpul di KTT G20 bersama dengan Presiden dari negara tuan rumah, pembuat kebijakan dan para pakar, serta pemain musik dunia dalam menggaungkan pembicaraan masalah keamanan pangan di G20.

“Saya berterima kasih kepada mitra kami yang telah membuat acara ini sukses,” ucap Frederick.

Founder of the Gaurav & Sharon Srivastava Family Foundation, Gaurav Srivastava, mengaku bangga dan senang bisa bergabung didalam forum tingkat tinggi selama dua hari ini. Ia juga mengungkapkan acara ini telah memperkuat kesadaran dan keinginan peserta forum untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan dan energi dengan meningkatkan kolaborasi antar pemangku kepentingan di tingkat nasional, regional, dan global.

“Saya senang dapat bergabung dengan Atlantic Council dalam menyelenggarakan pertemuan pemimpin global untuk menanggapi ancaman kerawanan pangan,” pungkasnya. (ADV)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini