SuaraBogor.id - Baru-baru ini publik menyoroti fenomena semburan air bercampur gas di Kampung Leuwi Kotok RT 2/5 Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Pasalnya, fenomena semburan air gas tersebut viral di media sosial. Hal ini nampaknya mendapatkan perhatian dari Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.
Dikutip dari jaringan Suara.com (Metropolitan). Muhammad Wafid mengatakan bahwa fenomena semburan gas tersebut terbilang umum.
"Munculnya semburan air bercampur gas pada sumur bor masyarakat Sukaraja di Kabupaten Bogor, secara geologis merupakan fenomena geologi yang umum, seperti yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia," katanya.
Baca Juga:Pesan Menyentuh Habib Luthfi Untuk Warga Bogor: Harus Selalu Ingat Merah Putih
Wafid mengatakan fenomena yang terjadi akibat pengeboran sumur yang mencapai 130 meter sangat berpotensi terjadinya semburan dari perut bumi.
Menurut dia, fenomena semburan air memang wajar sekali terjadi.
Bukan hanya di Sukaraja, Wafid menjelaskan bahwa semburan serupa juga pernah terjadi dibeberapa daerah lainnya lantaran kedalaman pengeboran yang melebihi batas dan sering terjadi di suatu rawa-rawa di masa lampau.
"Gas tersebut berdasarkan atas referensi umumnya merupakangas biogenic yang sering muncul di rawa atau sawah, sehingga disebut gas metan sawah atau gas metan rawa, sesuai yang telah diidentifikasi oleh PGN," jelasnya.
"Gas tersebut di bawah permukaan akan terakumulasi dan tertangkap pada kantong-kantong dengan sebaran yang relatif tidak luas," tambahnya.
Baca Juga:Profil dan Biodata Fitri Sandayani: Pengantin Bogor Hilang Bawa Emas, Ternyata Anak Yatim Piatu
Munculnya semburan gas bercampur air tersebut berada pada Kipas Aluvium, tersusun atas lempung, lanau, batu pasir, kerikil, dan kerakal.
"Batuan tersebut terbentuk oleh aktivitas. Sungai yang berasosiasi dengan rawa-rawa. Dekomposisi material organic terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang hidup pada ekosistem raw untuk kemudian seiring berjalannya waktu geologis akan tertimbun oleh material sedimen," tukasnya.