Pengembangan Produksi Pertanian di Bogor Disorotan, Kinerja Distanhorbun Dievaluasi

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin mengatakan, pihaknya akan melihat Indikator Kinerja Utama (IKU) Distanhorbun Kabupaten Bogor.

Hairul Alwan
Jum'at, 01 Maret 2024 | 11:15 WIB
Pengembangan Produksi Pertanian di Bogor Disorotan, Kinerja Distanhorbun Dievaluasi
Sekda Kabupaten Bogor Burhanudin. [ANTARA/M Fikri Setiawan]

SuaraBogor.id - Pengembangan pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat belakangan menjadi sorotan di tengah kelangkaan beras. Pemkab Bogor mengevaluasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) kaitan pengembangan produksi pertanian lokal.

Evaluasi pengembangan produksi pertanian dilakukan untuk melihat sejauh mana capaian kinerja dinas, menginventarisir permasalahan dan bersama-sama mencari solusi atas segala kendala yang ditemui selama pelaksanaan program dan kegiatan Distanhorbun.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin mengatakan, pihaknya akan melihat Indikator Kinerja Utama (IKU) Distanhorbun Kabupaten Bogor.

"Indikator Kinerja Utama (IKU) di Distanhorbun meliputi pengembangan produksi pertanian lokal yang berdaya saing, produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta peningkatan SDM," katanya dikutip SuaraBogor.id dari ANTARA, Jumat (1/3/2024).

Burhanudin meminta pegawai Distanhorbun terus menjaga semangat dan meraih capaian semakin baik lagi, terutama terkait peningkatan koordinasi dan sinergi dengan perangkat daerah lainnya serta stakeholder terkait, agar kualitas pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat.

Dalam kesempatan itu, Burhan berharap Distanhorbun Kabupaten Bogor dapat meningkatkan berbagai capaian di bidang pertanian.

Burhanudin kemudian memaparkan salah satu capaian Distanhorbun terkait penjualan tanaman hias yang malah mengalami lonjakan saat pandemi.

Kata dia, hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisa Rp700 juta per hari.

Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan phythosanitary atau ijin ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta hingga Rp700 juta per hari.

Kemudian, capaian lainnya di bidang pertanian yaitu produksi kopi robusta yang bisa menembus angka 4.151 ton dan jenis arabika sebanyak 473 ton dalam setahun.

Kini, Kabupaten Bogor merupakan daerah peringkat keempat secara nasional dan peringkat pertama dengan produksi kopi robusta terbanyak.

Kemudian, peringkat kedua daerah di Jawa Barat dengan produksi kopi robusta terbesar yaitu Kabupaten Kuningan sebanyak 1.531 ton per tahun, dan urutan ketiga Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.188 ton per tahun. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini