SuaraBogor.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat ada sebanyak 77 kepala keluarga KK diungsikan akibat pergerakan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan, pergerakan tanah itu terjadi di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung.
Dari dampak pergerakan tanah yang terus meluas, tiga rumah ambruk dan puluhan lainnya rusak.
Menurut Asep, pergerakan tanah melanda tiga kampung di Desa Jatisari, Jumat (26/4) membuat warga diungsikan ke sejumlah lokasi yang dinilai aman dari pergerakan tanah.
Baca Juga:Emak-emak Pengemis Viral Terus Berulah, Kini Mengamuk di Lawanggintung Bogor
"Berdasarkan data 65 bangunan rumah yang rusak dan terancam, 36 bangunan di antaranya rusak sedang dan ringan, serta 27 rumah terancam, dan 234 jiwa mengungsi ke sejumlah lokasi aman," katanya.
Pihaknya bersama petugas gabungan terdiri atas Basarnas Cianjur, PMI Cianjur, TNI/Polri dan relawan mendirikan posko kesehatan dan dapur umum untuk memberikan pelayanan kemanusiaan bagi warga yang mengungsi.
Bahkan sejak Sabtu hingga Minggu pagi, petugas gabungan melakukan pembersihan puing rumah yang ambruk dengan melakukan upaya penanganan cepat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dengan memasang garis kuning di sejumlah titik agar warga tidak melintas.
"Memasuki hari ketiga, pergerakan tanah masih terjadi, sehingga warga dilarang melintas untuk sementara ke perkampungan karena takut hujan kembali turun dan pergerakan tanah terus meluas sehingga dapat mengancam keselamatan warga," katanya.
Camat Bojongpicung Aziz Muslim, mengatakan hingga Minggu pihaknya bersama petugas gabungan mendata rumah yang terdampak dan terancam di kampung Sukajadi, Cisalada dan Kampung Pasar Cinde, karena sekitar 65 rumah dan tiga di antaranya ambruk terbawa longsor dari pergerakan tanah.
Baca Juga:Tak Berpotensi Tsunami, Badan Geologi Paparkan Analisis Gempa Garut
Sebanyak 77 kepala keluarga (KK) yang terdampak dan terancam pergerakan tanah saat ini sudah dievakuasi, karena ditakutkan hujan kembali turun terutama saat petang membuat pergerakan tanah kembali meluas dan dapat mengancam keselamatan warga.
"Sampai Minggu petang masih terdengar gemuruh dan retakan bangunan rumah terdampak semakin panjang, warga yang mengungsi diimbau tetap waspada dan tidak masuk ke perkampungan untuk sementara," katanya. [Antara].