"Jumat, tadi warga sini sudah kebagian karena kan tadi saya duluin dulu warga sini karena saya selaku Rt disini. Makanya kalo bukan warga saya tadi saya marahin dulu, saya gentak kalo gamau diatur belakangan," tutup dia.
Sementara, Seorang paruh baya asal Bojonggede, Yayat (54), harus menerima waktunya terbuang sia-sia karena mengantre gas LPG 3 Kilogram subsidi dengan warga lainnya.
Antrean yang Yayat lakukan ternyata tidak membuahkan hasil karena stok gas LPG di Pangkalan dekat rumahnya habis terjual oleh pengantre yang datang duluan.
Sehingga, ia harus mencari kembali ke pangkalan gas lainnya untuk menukar gas kosong yang ia tenteng dengan gas subsidi yang akan dia beli.
Baca Juga:Harlah ke-102 NU, Ketua DPRD Bogor Apresiasi Kontribusi Nyata untuk Bangsa
Yayat merasa kecewa karena stok yang ada di pangkalan miliknya RT Juni itu tidak memenuhi kebutuhan warganya yang mengantre di tengah kelangkaan Gas.
"Ya menurut saya mah persediaannya harus sesuaikan lah, jadi kan kasian yang ga dapat, kebutuhan soalnya ini," kata dia.
Ia mengaku, pangkalan mestinya memprioritaskan warga yang KTP nya dari Bojonggede. Sehingga, warga di luar KTP Bojonggede tidak didahulukan.
"Ini sesuai KTP, kalau KTP Bojonggede kan harus, kalau KTP Jakarta ga boleh harusnya," jelas dia.
Tak ingin dapurnya tidak bisa memasak, Yayat akhirnya mencari kembali pangkalan yang masih ada stok gas LPG 3 Kilogram
Baca Juga:Buntut Ucapan Pj Bupati Bogor, Ribuan Kiai dan Santri Bakal Lakukan Aksi Demonstrasi
"Engga, makanya saya mau cari lagi ini dimana yang ada. Untuk harganya kurang tau saya, karena baru nyampe langsung habis tadi," tutup dia.