Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi antara industri, pemerintah, dan pelaku usaha agar pertumbuhan tetap terjaga.
Sementara itu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung menyoroti peran segmen entry-level.
Segmen motor harga terjangkau disebut sebagai penyumbang utama penjualan di dalam negeri saat ini.
Harga yang sesuai kemampuan konsumen menjadi faktor kunci tingginya permintaan segmen ini di lapangan.
Baca Juga:Rekomendasi Motor Bekas Harga di Bawah Rp10 Juta untuk Pelajar SMA: Irit BBM dan Pajak Ringan
Motor listrik dan premium belum menunjukkan pertumbuhan signifikan karena harga dan ekosistem yang terbatas.
Konsumen masih menilai motor bensin entry-level lebih efisien dalam jangka pendek untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain pasar domestik, pengiriman sepeda motor ke luar negeri juga menunjukkan peningkatan yang menggembirakan.
AISI mencatat ekspor kendaraan roda dua mencapai 49.618 unit selama Mei 2025 ke berbagai negara tujuan.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan bulan April yang hanya mencatat 38.254 unit untuk ekspor.
Baca Juga:Anti Macet, Anti Boros! Rekomendasi Motor Matic Bekas Harga di Bawah Rp10 Juta
Peningkatan ekspor ini menunjukkan produk otomotif Indonesia masih kompetitif di pasar internasional.
Kualitas produk dan efisiensi produksi disebut menjadi daya tarik bagi pasar luar negeri.
Dalam segmen Completely Knock Down (CKD), pengiriman juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Tercatat sebanyak 717.251 unit kendaraan dikirim dalam bentuk CKD selama bulan Mei 2025.
Sedangkan pada bulan April, jumlah pengiriman CKD hanya mencapai 647.426 unit ke negara tujuan.
Tren ekspor CKD ini membuka peluang lebih besar bagi industri komponen dalam negeri untuk berkembang.