Kecelakaan bus maut di Tol Batang-Semarang Km 419 pada Senin, 22 Desember 2025, mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, mengubah suasana libur Natal dan Tahun Baru menjadi duka mendalam bagi keluarga korban.
Empat warga Bogor asal Parung, Kemang, dan Rancabungur menjadi korban tewas dalam insiden tragis ini. Seluruh jenazah serta korban luka telah dievakuasi ke berbagai rumah sakit di wilayah kota Semarang.
Tim gabungan berhasil mengevakuasi bus menggunakan alat berat pada dini hari. Pihak Jasamarga mengimbau pengguna jalan tol agar selalu memastikan kondisi fisik prima dan kendaraan laik jalan demi menjaga keselamatan.
SuaraBogor.id - Suasana libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang seharusnya penuh sukacita berubah menjadi duka mendalam pada Senin, 22 Desember 2025.
Insiden kecelakaan maut yang melibatkan sebuah bus terjadi di Km 419 A Simpang Susun Krapyak, Jalan Tol Batang-Semarang.
Peristiwa tragis ini merenggut nyawa 16 penumpang, di mana empat di antaranya teridentifikasi sebagai warga dari wilayah Bogor, Jawa Barat.
Kabar ini menjadi pukulan berat bagi keluarga yang ditinggalkan di Bogor. Berdasarkan data identifikasi korban meninggal dunia, warga Bogor yang menjadi korban tersebar dari wilayah Parung, Kemang, hingga Rancabungur.
Baca Juga:3.300 Personel 'Kepung' Bogor Amankan Nataru 2025, Puncak hingga Pakansari Dijaga Ketat
Mereka adalah Saguh (62) warga Parung, Erna (53) warga Rancaungur (Rancabungur), Noviani (31) warga Kemang, dan Anih (56) warga Parung.
PT Jasamarga Semarang Batang selaku pengelola jalan tol langsung merespons insiden ini dengan menerjunkan tim reaksi cepat.
Direktur Utama Jasamarga Semarang Batang, Nasrullah, menyatakan pihaknya segera mengamankan lokasi begitu laporan masuk.
"Kami segera mendatangi lokasi untuk melakukan penanganan awal serta pengaturan lalu lintas," ujar Nasrullah dalam keterangan resminya, Senin 22 Desember 2025.
Proses evakuasi berlangsung dramatis dan membutuhkan waktu karena kondisi bus yang rusak parah. Petugas harus menggunakan alat berat crane untuk memindahkan badan bus.
Berkat koordinasi solid antara Jasamarga, kepolisian, dan petugas Basarnas Siaga Nataru Kota Semarang, bus berhasil dievakuasi sepenuhnya pada pukul 03.16 WIB.
Baca Juga:5 Spot Hidden Gem Wisata Alam dan Kuliner di Cigombong Bogor buat Libur Akhir Tahun 2025
"Kami juga memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat kejadian ini saat dilakukannya penanganan serta terus mengimbau kepada seluruh pengguna jalan tol agar selalu berhati-hati, memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan laik jalan, serta tidak memaksakan perjalanan saat lelah," tambah Nasrullah.
Seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, langsung dilarikan ke sejumlah rumah sakit rujukan di area Semarang untuk penanganan medis lebih lanjut.
Rumah sakit tersebut antara lain RS Tugu, RS Columbia, RS Elizabeth, dan RS Kariadi Semarang.
Pihak Jasamarga menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah ini. Insiden ini menjadi pengingat keras bagi kita semua, terutama yang sedang melakukan perjalanan jauh atau mudik, untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan istirahat di rest area jika mengantuk.
Berikut adalah identitas 16 korban meninggal dunia dalam tragedi ini, yang didominasi oleh warga Jawa Tengah dan Bogor:
1. Sadimin (57), Buruh, warga Wedi, Kabupaten Klaten.
2. Srihono (53), Buruh, warga Juwiring, Kabupaten Klaten.
3. Listiana (44), Buruh, warga Trucuk, Kabupaten Klaten.
4. Sugimo (62), Wiraswasta, warga Banyudono, Kabupaten Boyolali.
5. Haryadin (43), Swasta, warga Pasar Rebo, Jakarta Timur.
6. Mutiara (19), Mahasiswa, warga Kabupaten Sleman, DIY.
7. Saguh (62), Wiraswasta, warga Parung, Kabupaten Bogor.
8. Wahyu (26), Mahasiswa, warga Kabupaten Boyolali.
9. Ngatiyem (48), Ibu Rumah Tangga, warga Mojosongo, Kabupaten Boyolali.
10. Erna (53), Swasta, warga Rancaungur, Kota Bogor.
11. Yanto (47), Buruh, warga Trucuk, Kabupaten Klaten.
12. Anis (36), Swasta, warga Banyudono, Kabupaten Boyolali.
13. Noviani (31), Ibu Rumah Tangga, warga Kemang, Kota Bogor.
14. Anih (56), Ibu Rumah Tangga, warga Parung, Kota Bogor.
15. Dwi (47), Ibu Rumah Tangga, warga Ciputat, Kota Tangerang Selatan.
16. Endah (48), Petani, warga Cangkringan, Kabupaten Sleman.