Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 17 Desember 2020 | 15:14 WIB
Abdullah Makhmud Hendropriyono. [Suara.com/Adhitya Himawan]

SuaraBogor.id - Melalui artikel ini, redaksi Suarabogor.id hendak memberikan klarifikasi dan permintaan maaf atas kesalahan dalam pemberitaan tentang mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono.

Pemberitaan yang dimaksud adalah artikel berjudul "Hendropriyono Ungkap Potensi Jutaan Umat Turun ke Jalan Minta Rizieq Bebas".

Artikel tersebut dipublikasikan oleh Suarabogor.id pada hari Senin 14 Desember 2020, dengan alamat tautan pada mesin peramban sebagai berikut:

https://bogor.suara.com/read/2020/12/14/183627/hendropriyono-ungkap-potensi-jutaan-umat-turun-ke-jalan-minta-rizieq-bebas?page=all.

Untuk diketahui, artikel itu adalah hasil menyadur dari artikel yang sebelumnya lebih dulu dipublikasikan oleh Hops.id.

Hops.id memublikasikan artikel tersebut pada hari yang sama, dengan judul "Eks BIN urai ancaman negara di balik penahanan HRS: Jangan sampai…"

Tautan artikel Hops.id yang disadur Suarabogor.id tersebut adalah:

https://www.hops.id/eks-bin-urai-ancaman-negara-di-balik-penahanan-hrs-jangan-sampai/.

Agar menjadi informasi bersama, Hops.id adalah content partner atau jaringan Suarabogor.id --sebagai bagian dari Suara.com. Meskipun berbeda perusahaan, tapi Hops.id dan Suarabogor.id bisa bekerja sama dalam penerbitan artikel.

Dalam artikel  "Eks BIN urai ancaman negara di balik penahanan HRS: Jangan sampai…" yang diterbitkan Hops.id, terdapat narasi sebagai berikut:

"Selain dimanfaatkan sejumlah politisi untuk memainkan isu-isu tertentu, penahanan HRS disebut-sebut berpotensi mengancam ketertiban negara. Sebab, kata Hendro, ribuan atau bahkan jutaan pendukungnya bakal turun ke jalan meminta HRS segera dibebaskan dari tahanan."

Narasi tersebut terdapat pada paragraf ketujuh artikel Hops.id.

Karena terdapat kerja sama penyaduran artikel, maka paragraf itu juga termuat di artikel Suarabogor.id.

Atas dasar narasi dalam artikel Hops.id itu pula, redaksi Suarabogor.id menerbitkan pemberitaan dengan judul "Hendropriyono Ungkap Potensi Jutaan Umat Turun ke Jalan Minta Rizieq Bebas".

Namun, setelah mendapat surat Somasi I dari kuasa hukum AM Hendropriyono, Kamis (17/12/2020), kami baru mengetahui bahwa narasi artikel Hops.id itu bermasalah.

Redaksi Suarabogor.id lantas melakukan cek dan ricek sesuai prosedur jurnalistik, dan kami menemukan artikel asli AM Hendropriyono berdasarkan rilis yang disebar kepada awak media.

Berikut tulisan rilis AM Hendropriyono tersebut:

Opini

Pesan untuk Hadapi Manuver Pro Radikalisme

Oleh AM Hendropriyono

Keberadaan Abubakar Baasyir (ABB) dan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dalam tahanan saat ini dapat dimanfaatkan para politikus tertentu untuk mengail di air keruh.  Mereka akan  (bahkan sudah mulai) mengambil kesempatan ini untuk kepentingan  politik pribadinya.   Jangan sampai manuver-manuver mereka yang menyesatkan itu, memperbudak pikiran kalian terutama dari generasi muda.

Yang perlu dipahami, jika terorisme merupakan pohon, maka akarnya adalah radikalisme. Radikalisme dikembangkan  oleh ABB  yang kini dalam penjara dan ternyata didukung oleh MRS. Dengan ditangkapnya imam Front Pembela Islam (FPI) tersebut saya perlu mengingatkan kepada segenap komponen bangsa.

Kepada anak-anak kita kaum muda bangsa agar segera sadar dan kembali kepada dirimu sendiri. Jangan mau terus dipengaruhi untuk  berbuat syirik. Mengutip kata KH Mustofa Bisri, berhentilah mempertuhankan dirimu sendiri, dengan mengadili orang lain sebagai  berbuat ma'ruf atau munkar. Berhentilah membenci, menyakiti atau menghukum orang lain. 

Mereka adalah mahluk ciptaan Allah, bukan ciptaan kamu. Kalian dan tak seorang pun dari kita pernah mendapat mandat dari Allah, tidak juga dari hukum negara atau mandat dari rakyat Indonesia. Kalian hanya terjebak oleh para politikus, yang menyalahgunakan keimananmu.  

Jangan kau dengar lagi pidato yang berkobar-kobar,   ceramah atau dakwah yang menghasut dan menyebarkan berita bohong yang simpang siur.  Jika kini para politikus berteriak membakar hatimu, seolah-olah membela kamu, pura-pura membela pemimpinmu dan seperti  membela agama kita, sejatinya mereka hanya mau menunggangi kamu, untuk keperluan politiknya atau nafsu pribadinya.

Kepada kaum ibu tolong menerangi hari depan anak-anak kita, cerahkan pikiran mereka agar mampu berpikir cerdas dan bijak demi keselamatan dan keberhasilan anak-anak kita dalam menjalani  hidup.

Anak-anakku generasi penerus bangsa Indonesia, pulanglah kamu ke lubuk hatimu masing-masing. Tinggal dan beribadahlah di rumah untuk menghindari penyakit covid-19 yang sangat berbahaya ini, yang bisa merenggut nyawamu atau orang-orang yang kamu cintai sewaktu-waktu.

Hentikan keluar rumah, turun ke jalan, mengamuk melampiaskan emosi, yang sebenarnya tidak ada gunanya bagi kamu semua. Jangan sampai terperangah oleh provokasi siapapun. Berhentilah  berbuat yang merusak nasibmu sendiri, menggelapkan masa depan anak-anak dan keturunanmu sendiri.

Mari kita berdoa,  semoga Tuhan YME memberikan petunjukNya kepada kita, sebagaimana yang diberikan kepada mereka yang telah memperoleh petunjuk, sehingga negara mereka kini maju sebagai  bangsa adidaya di dunia. Yang kita harap-harapkan adalah mendapat  ridho, perlindungan dan kasih sayang.

*Jenderal TNI (Purn) Prof Dr  AM Hendropriyono, Guru Besar Intelijen, mantan Kepala BIN.

Sesuai isi rilis AM Hendropriyono dan juga surat Somasi I dari kuasa hukumnya, ternyata tidak ada pernyataan tentang "...jutaan orang akan turun ke jalan..."

Oleh karena itu, secara resmi, redaksi Suarabogor.id, memenuhi tuntutan dalam Somasi I AM Hendropriyono, Nomor 259/HP&A/XII/2020, tertanggal 17 Desember 2020.

Sesuai tuntutan pada poin 6 dalam surat Somasi I itu, redaksi Suarabogor.id sudah melakukan:

  1. Mencabut artikel terdahulu yang menjadi objek somasi. Tautan atau link berita tersebut sudah dihapus dari Suarabogor.id per tanggal 17 Desember 2020.
  2. Kami telah memuat artikel ini, hari Kamis tanggal 17 Desember 2020, sebagai bentuk permintaan maaf kepada AM Hendropriyono, sesuai ketentuan etika jurnalistik.

Sekali lagi, sebagai bagian pertanggungjawaban etika jurnalistik, kami menerbitkan artikel ini untuk memberikan klarifikasi penerbitan artikel bermasalah tersebut, sekaligus permintaan maaf kepada AM Hendropriyono.

Selain itu, kami juga meminta maaf kepada khalayak pembaca Suarabogor.id karena menyajikan artikel yang berisi kekeliruan.

Redaksi Suarabogor.id.

Load More