Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 27 Desember 2020 | 14:45 WIB
Petugas kesehatan mendata sekaligus melakukan swab test COVID-19 terhadap warga di Mamming pada 27 Juli 2020.[AFP]

SuaraBogor.id - Rumah Sakit di Los Angeles banyak memesan kantung mayat karena kasus COVID-19 di sana meningkat tajam, sehingga disebut mengalami tsunami COVID-19.

Tsunami COVID-19 Los Angeles ini menimbulkan lonjakan pasien COVID-19 di rumah sakit setempat. Bahkan rumah sakit dihadapkan dengan kenyataan harus berhari-hati melindungi dokter COVID-19. Sebab jumlahnya semakin terbatas.

Tsunami COVID-19 Los Angeles terjadi jelang liburan Tahun Baru 2021. Ada 2 orang tewas positif COVID-19 dalam waktu 2 jam.

Kini, Los Angeles menjadi pusat pandemi virus corona di Amerika yang tak terkendali. Bahkan wali kota setempat memperingatkan COVID-19 akan menghancurkan perekonomian kota.

Baca Juga: Innalillahi! 234 Kiai dan Tokoh NU Wafat Selama Pandemi Covid-19

“Apakah kita perlu mulai merekam orang yang sekarat?” kata Marcia Santini, seorang perawat di pusat medis University of California, Los Angeles (UCLA).

Tsunami COVID-19 ini juga membuat rumah sakit mendirikan tenda-tenda darurat untuk mencegah penambahan pasien COVID-19 pasca liburan Tahun Baru 2021.

Bahkan, LA sudah memecan kantung mayat untuk mencegah kematian pasien COVID-19 yang membeludak.

Pejabat di wilayah LA memperkirakan satu dari 95 penduduk saat ini terinfeksi COVID-19. Bahkan paling tidak ada dua penduduk meninggal karena Covid setiap jam.

Lebih dari 6.000 pasien Covid berada di rumah sakit, dan unit perawatan intensif (ICU) yang sudah terisi penuh.

Baca Juga: Kondisi Terkini Dewi Perssik Positif COVID-19, Timbul Bercak Merah di Muka

Data lengkapnya, LA sekarang melaporkan rata-rata lebih dari 14.700 kasus setiap hari. Jumlah ini meningkat 78 persen dari dua minggu lalu, menurut data LA Times.

Sebanyak 700 orang dirawat di rumah sakit setiap hari. Pejabat setempat pun memprediksi di Januari 2021, ada 1.400 orang terinfeksi COVID-19 saban hari.

“Kami telah beralih dari gelombang menjadi tsunami virus yang terjadi di sini di Los Angeles,” kata Dr Robert Kim-Farley, seorang ahli epidemiologi medis di UCLA. (theguardian)

Load More