SuaraBogor.id - Pandemi Covid-19 membuat banyak sektor terdampak dan bukan hanya kesehatan. Banyak orang mengalami pemotongan gaji hingga pemecatan.
Tapi lain halnya dengan sejumlah pengusaha di bidang kesehatan ini. Pandemi Covid-19 telah membantu mengubah lusinan pemimpin layanan kesehatan menjadi miliarder baru, menurut sebuah laporan.
Dilansir dari New York Post, lima puluh dokter, ilmuwan, dan wirausahawan perawatan kesehatan memperoleh status miliarder tahun ini. Sebagian besar berasal dari China, tempat virus pertama kali muncul pada Desember 2019.
Dari kelompok baru, ada 28 "miliarder pandemi" yang berasal dari China. Di antara miliarder terkaya China adalah Hu Kun, yang merupakan ketua produsen perangkat medis Contec Medical Systems, lapor outlet tersebut.
Kekayaannya diperkirakan sekarang menjadi $ 3,9 miliar berkat perusahaan yang go public tahun ini. Kekayaannya meningkat karena adanya penjualan yang kuat dari produk medis rumah sakit, yang meliputi nebulizer, stetoskop, dan monitor tekanan darah.
Ilmuwan juga termasuk yang terkaya di kelompok itu. Sementara itu, kekayaan Co-founder BioNTech Ugur Sahin dari Jerman menjadi bernilai $ 4,2 miliar tahun ini setelah perusahaan membantu mengembangkan vaksin Covid-19 pertama dengan Pfizer.
Stéphane Bancel, yang berasal dari Prancis, pertama kali menjadi miliarder pada Maret saat menjabat sebagai chief executive officer Moderna, yang baru-baru ini mendapatkan persetujuan penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Food and Drug Administration, Forbes melaporkan.
Dia memiliki sekitar 6 persen dari perusahaan dan kekayaannya diperkirakan $ 4,1 miliar. Sementara itu, pengobatan dan obat-obatan virus korona lainnya telah menjadi faktor pendorong dibalik keberuntungan orang lain.
Carl Hansen, CEO dari perusahaan bioteknologi Kanada, AbCellera, sekarang memiliki kekayaan $ 2,9 miliar setelah perusahaannya juga mendapatkan persetujuan dari perawatan antibodi yang dikembangkan bersama.
Baca Juga: Tugu Virus Corona di Pekanbaru
Premchand Godha, yang merupakan ketua pembuat obat yang berbasis di Mumbai, Ipca Labs, memperoleh kekayaannya sebesar $ 1,4 miliar berkat penjualan obat antimalaria yang kontroversial, hydroxychloroquine, yang dipuji pada awal pandemi sebagai kemungkinan penyembuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 8 Agustus: Klaim Pain Tendo, Diamond, dan SG2
- Eks BIN: Ada Rapat Tertutup Bahas Proklamasi Negara Riau Merdeka
- Siapa Pembuat Film Animasi Merah Putih One For All yang Tuai Kontroversi?
- Saat Kibarkan One Piece Dianggap Ancaman, Warung Madura Ini Viral Jadi 'Musuh Dunia'
- 47 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Agustus: Dapatkan Skin Itachi dan Parafal
Pilihan
-
Pilih Nomor 21, Jay Idzes Ikuti Jejak Pemain Gagal Liverpool di Sassuolo
-
Christian Adinata Juara Thailand International Series 2025: Comeback Epik Sang Tunggal Putra
-
PSG Tendang Gianluigi Donnarumma, Manchester United Siap Tangkap
-
Persib Sikat Semen Padang, Bojan Hodak Senang Tapi Belum Puas: Lini Depan Jadi Sorotan
-
Senyum Manis Jay Idzes Tanda Tangan Kontrak dengan Sassuolo
Terkini
-
Kisah di Balik Penjemputan Bendera Pusaka dari Malasari, Ibu Kota Darurat Bogor
-
Bogor Dikepung Bencana Banjir, Longsor dan Angin Kencang: Lebih dari 2.000 Jiwa Terdampak
-
RPJMD Kota Bogor 2025-2029 Disetujui, Dedie Rachim Ungkap Arah Pembangunan hingga 4 Pilar Misi
-
Bangun 3.000 Rutilahu, Pemkab Bogor Anggarkan Rp20 Juta per Rumah
-
Pemkab Bogor, Polres dan Kodim Bersinergi Perluas Dapur Makan Bergizi untuk Pelajar