Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 05 Januari 2021 | 19:49 WIB
Ilustrasi - Pelajar SMAN 1 Pontianak, Kalbar, mengikuti proses belajar tatap muka, Senin (31/8/2020). [Suara.com/Eko Susanto]

SuaraBogor.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan menunda kegiatan belajar tatap muka di sekolah.

Kondisi ini mengingat kasus positif Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Akibatnya, orang tua murid di Cianjur kini galau.

Kegalauan utamanya dialami orang tua murid yang dua-duanya bekerja. Sebab, susah meluangkan waktu membimbing anaknya belajar daring.

Sedangkan bagi ibu rumah tangga, tidak terlalu masalah meski tetap tidak maksimal dalam pendampingan saat belajar.

Baca Juga: Jurus Wali Kota Malang Mengatasi Lonjakan Kasus Covid-19

Sari (44), ASN di Pemkab Cianjur contohnya, mengaku bingung dengan ditundanya belajar tatap muka.

Di sisi lain, ia merasa tenang karena anaknya tidak akan terpapar Covid-19, mengingat kasus Covid-19 di Cianjur masih tinggi.

“Tapi kan saya bekerja, tidak bisa maksimal membingbing anaka saya belajar di rumah. Apalagi anak sayu baru masuk SMP dan satu lagi kelas XI SMA,” tutur Sari dilansir dari Ayobandung.com—jaringan Suara.com—Selasa (5/1/2021).

Kegalauan yang hampir serupa juga dirasakan Asriyanti (44), ibu rumah tangga warga Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.

Asriyanti memiliki tiga anak masih sekolah. Dia mengaku lebih pasrah saja dengan segala keputusan pemerintah pusat soal belajar tatap muka.

Baca Juga: 271 Sekolah di Siak Siap Lakukan Pembelajaran Tatap Muka

“Bingung harus bagaimana, kita sangat terbatas membimbing anak belajar di rumah. Tapi juga kalau tatap muka takut terpapar Covid 19. Kita jalani dan ikuti saja keputusan pemerintah,” kata Asriyanti.

Satu hal yang penting tidak boleh dilupakan, kata Asriyanti, utamakan dulu keselamatan warga di masa pandemi Covid-19.

“Tidak ada yang lebih penting dari keselamatan warga, termasuk anak sekolah,” tandasnya.

Load More