Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 06 Januari 2021 | 14:19 WIB
Suasana luar RSUD Kota Bogor. [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]

Patuhi SOP

Di lain pihak, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menyarankan agar nakes yang bekerja menangani pasien Covid-19 mematuhi standar operasional prosedur (SOP).

Pun dengan manajemen RSUD Kota Bogor wajib memperkuat SOP agar ditaati seluruh nakes.

Atang memahami jika para nakes semakin lelah, dan beban kerjanya bertambah berat.

Baca Juga: Dinkes Bogor Tak Becus Hadapi Covid-19, Walkot Bima: Kita Butuh Petarung!

Dengan kondisi seperti itu, sambung dia, apalagi saat ini tingkat penyebaran Covid-19 di Kota Bogor semakin tinggi di angka 60-70-an kasus positif per hari.

Hal itu jelas membuat ruang perawatan isolasi semakin penuh, dan nakes harus bekerja ekstra menangani pasien.

Mengingat kewaspadaan tetap harus tinggi, kata Atang, alur penanganan jenazah pasien Covid-19 tetap harus ketat.

"SOP tetap harus dijalankan, termasuk kegiatan di luar aktivitas penanganan medis. Kejadian tertukarnya jenazah berarti menjadi warning agar SOP tetap harus jalan," kata Atang.

Jenazah Covid-19 Hampir Tertukar

Baca Juga: Makam Tumpang Covid-19, Wagub DKI: Rata-rata Ahli Waris Tak Masalah

Diberitakan sebelumnya, insiden jenazah Covid-19 hampir tertukar di ruang isolasi RSUD Kota Bogor terjadi pada, Rabu (30/12/2020).

Diketahui, pada Senin (4/1/2021), DF (24 tahun) menjelaskan, ibunya W (44) mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Kota Bogor pada Rabu (30/12) sekitar pukul 00.05 WIB.

Namun, oleh petugas RSUD, surat kematian ditulis pada Selasa (29/12).

Selain itu, DF menambahkan, insiden terjadi ketika jenazah ibunya hampir tertukar dengan jenazah laki-laki yang juga berstatus positif Covid-19.

Load More