SuaraBogor.id - Pemkot Bogor tengah mengevalusai kinerja RSUD Kota Bogor. Hal ini terkait insiden jenazah pasien Covid-19 yang nyaris tertukar di ruang isolasi rumah sakit pada Rabu (30/12).
Diketahui, pada Senin (4/1), DF (24) menceritakan, ibunya W (44) mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Kota Bogor pada Rabu (30/12) sekitar pukul 00.05 WIB. Namun, oleh petugas rumah sakit, surat kematian ditulis pada Selasa (29/12).
Selain itu, insiden terjadi ketika jenazah ibunya hampir tertukar dengan jenazah laki-laki yang juga berstatus positif Covid-19.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatatakan, ada dua hal yang wajib dievaluasi manajemen RSUD Kota Bogor . Pertama, ruang perawatan tidak boleh dibiarkan kosong.
"Tidak boleh kosong. Apalagi, ada jenazahnya itu tetep harus ada piket di situ,” ujar Bima ketika ditemui di Balai Kota Bogor, sebagaimana dilansir Ayobogor.com (jaringan Suara.com), Selasa (5/1/2021).
Kedua, nantinya begitu ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia, jenazah pasien harus segera diberi nama. Langkah itu dilakukan supaya kasus seorang ibu meninggal akibat positif Covid-19 diberi nama laki-laki yang ternyata tertukar jenazah pasien Covid-19 lainnya.
“Yang kedua, begitu jenazah meninggal, harus langsung dilabel. Diberikan tag atau identitas supaya tidak tertukar. Itu evaluasinya,” ujar Bima.
Tak hanya itu, manajemen RSUD pun sudah menjadikan masalah itu sebagai bahan evaluasi internal. Bima menyatakan, evaluasi itu dipimpin langsung oleh Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, bersama jajarannya. Sehingga, kasus serupa bisa diantisipasi agar tidak sampai terulang kembali.
Disinggung mengenai minimnya tenaga kesehatan (nakes) yang berjaga pada malam hari di RSUD, Bima tidak memungkirinya. Dia mengaku, saat ini, jumlah nakes memang berkurang. Mereka yang harusnya ikut merawat pasien positif Covid-19, ada yang ikut tertular. Alhasil, pekerjaan tertentu harus ditangani nakes lain secara dobel.
Baca Juga: Kasus Jenazah Covid-19 Hampir Tertukar, Ini 2 Poin Evaluasi RSUD Kota Bogor
Bima pun meminta manajemen RSUD untuk merekrut nakes baru untuk mengisi kekosongan posisi mereka yang positif Covid-19.
"Karena banyak nakes yang terpapar, kemudian jadi kurang. Jadi, saya minta tolong diatasi kesulitan itu. Kan sekarang juga sedang dilakukan proses rekrutmen nakes oleh RSUD,” kata Bima.
Berita Terkait
-
Terus Bertambah, Kasus Corona di Bogor Tembus 5.800
-
Prakiraan Cuaca BMKG Kamis 7 Januari: Siang Depok dan Kota Bogor Hujan
-
Bukan Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19 di Kota Bogor, Ini Alasan Bima
-
Ini Dia Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19 di Kota Bogor
-
Kasus Jenazah Covid-19 Hampir Tertukar, Ini 2 Poin Evaluasi RSUD Kota Bogor
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
Terkini
-
Update Tragedi di Bogor: Teras Tebing Majelis Taklim Ambrol, Bupati Sebut Korban Tembus 80 Orang
-
Detik-detik Mencekam Maulid di Ciomas Berujung Duka, Mushola Ambruk Timpa Puluhan Jemaah
-
Sopir Kabur Hingga Gardu Rusak, Ini 5 Fakta Penting Kecelakaan Truk di Tol Ciawi 2
-
Sopir Truk Kontainer Penabrak GT Ciawi 2 Kabur, Polisi Buru Pelaku dan Ungkap Fakta Baru
-
Horor di Tol Ciawi 2 Terulang: Kontainer Bahan Kimia Hantam Gerbang Tol