Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 07 Januari 2021 | 11:13 WIB
Hujan lebat di wilayah Ciawi Bogor, Sabtu (31/10/2020). [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]

SuaraBogor.id - Badan Meteorologi, KliĀ­matologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memperkirakan puncak musim hujan terjadi di bulan Januari-Februari 2021.

"Indonesia khususnya akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini. Makanya kami memprediksi puncak musim penghujan bakal terjadi pada Januari hingga Februari ini," ungkap Forecaster Stasiun Meteorologi Kelas III Citeko, Kabupaten Bogor, Ronald C Wattimena, Rabu (6/1/2021).

Menurutnya, puncak musim hujan pada Januari-Februari terjadi lantaran adanya pergerakan Monsun Asia, atau angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak.

Ia menjelaskan, Monsun Asia biasanya bertiup dalam kurun waktu Oktober hingga April.

Baca Juga: BMKG: Warga Kepri di Sekitar Pesisir Diharap Waspada Gelombang Tinggi

Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan Benua Australia musim panas, sehingga bertekanan rendah. Sedangkan Benua Asia lebih dingin, sehingga tekanannya tinggi.

Ronald menyebutkan, potensi bencana hidrometeorologi bisa saja terjadi pada puncak musim penghujan ini.

Terlebih pada tahun ini, masih terjadi fenomena cuaca La Nina, yang dapat memicu meningkatnya curah hujan di sekitar wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor.

Berdasarkan hasil pantauan BMKB, anomali iklim La Nina masih terpantau berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level moderat, dan kemungkinan akan melemah pada Mei 2021.

"Saat ini kita sedang memasuki anomali iklim La Nina, dan kemungkinan bakal melemah pada Mei 2021 ini. Makanya kami imbau masyarakat agar senantiasa waspada, terhadap bencana hidrometeorologi," terang Roland. [Antara]

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG Kamis 7 Januari: Siang Depok dan Kota Bogor Hujan

Load More