SuaraBogor.id - Seorang pasien COVID-19 dari Depok tewas ditolak 10 rumah sakit. Rumah sakit itu sebagian ada di Kota Depok.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kota Depok Dadang Wihana mengatakan sampai kini pihaknya belum mendapatkan data lengkap almarhum pasien COVID-19 yang ditolak itu. Bahkan dia juga belum bisa memastikan pasien itu warga Depok atau bukan.
Sebab, pihak LaporCovid-19 belum memberikan data pasien tersebut.
"Kami sudah meminta LaporCovid-19 untuk melakukan klarifikasi dan penjelasan terkait hal ini kepada publik dengan kronologis kejadian itu. Saya menghubungi pihak pelapor Covid-19, mereka belum bersedia memberikan data pasien dan alamat ya di mana," kata Dadang ketika dikonfirmasi.
Baca Juga: Data Lengkap Pasien Covid-19 di Pandeglang Bocor, Begini Kata Dinkes
Lebih lanjut kata Dadang, terkait penolakan rumah sakit itu ada di Depok dan di luar Depok.
"Kami minta pihak lapor Covid-19 untuk menjelaskan kronologis. Itu penting agar terang menderang. Untuk internal pemerintah sebagai evaluasi kami. Kami mohon data diberikan secara internal untuk formulasi kebijakan. Data pasien tidak diberikan. Informasi sementara warga Depok, tapi kita harus tahu dulu secara pasti alamat ya," tutup Dadang.
Kronologis
Pasien COVID-19 Depok tewas 3 Januari lalu karena ditolak 10 rumah sakit. Parahnya pasien COVID-19 itu tewas di taksi online.
Kasus mengenaskan itu didapat dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives atau CISDI. Dalam rilis CISDI itu disebutkan berdasarkan data "laporan COVID-19".
Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG 18 Januari: Depok Hujan Ringan, Kota Bogor Hujan Petir
Dalam laporan CSDI, mereka menerima berbagai laporan sulitnya pasien COVID-19 menerima akses.
"Salah seorang keluarga pasien di Depok melaporkan, pada 3 Januari 2021," kata Tri Maharani, relawan tim BantuWargaLaporCovid19 dalam rilis CISDI.
CISDI pun menerima laporan banyak rumah sakit menolak dan tidak bisa menampung pasien COVID-19. Ini yang mengakibatkan lonjakan kasus yang tidak terkendali menyebabkan RS tak mampu menampung pasien.
"Dari akhir Des @LaporCovid mendapatkan 23 laporan kasus pasien yang ditolak RS karena penuh, pasien yang meninggal di perjalanan, dan meninggal di rumah," kata Tri Maharani.
Tri Maharani menekankan bahwa situasi layanan kesehatan sudah genting.
“Tanda-tanda kolaps layanan kesehatan sebenarnya sudah terindikasi sejak bulan September 2020, yang kemudian mereda pada periode pemberlakuan PSBB di Jakarta. Menjelang pertengahan November 2020, saat pelaksanaan pilkada serentak dan libur Nataru, memperburuk ketidakmampuan RS menampung pasien,” dalam siaran persnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Polisi Tangkap Komplotan Ormas FBR Bojongsari yang Peras Pedagang di Depok, Korban Sampai Dicekik
-
Menteri PPPA Minta Bocah SD yang Tawuran di Depok Tidak Dihukum Pidana: Mereka Korban
-
Dedi Mulyadi Siapkan Pelatihan Militer Ala China Untuk Remaja Nakal di Depok Mulai Mei
-
Dean Zandbergen: Ibuku dari Depok
-
Update Terbaru! Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling Depok, Plus Syarat Pemutihan Pajak 2025
Tag
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
17 Bangunan Liar di Cibinong Raya Ditertibkan, PKL Digeser ke Lokasi Baru
-
Spesial Rabu 21 Mei! DANA Kaget Siap Diburu, Jangan Sampai Ketinggalan Cuan
-
Ketua DPRD Bogor Gaungkan Pentingnya Kelestarian Lingkungan di Tengah Isu Pencemaran Industri
-
Detik-Detik Penemuan Bayi di Material Bangunan Bogor, Berawal dari Suara 'Kucing'
-
Aksi Begal Kembali Gentayangan di Bogor, Pelajar Luka Parah dan Motor Dibawa Kabur