SuaraBogor.id - Cara GeNose C19 deteksi virus COVID-19 di tubuh seseorang diceritakan anggota tim peneliti GeNose C19 Dian Kusumapramidya Nurputra. GeNose C19 telah melalui uji diagnosis di delapan rumah sakit.
Uji diagnosis tersebut dilakukan dengan jumlah sampel nasofaring mencapai hampir 2 ribu.
Uji diagnosis menunjukkan GeNose memiliki sensitivitas untuk membaca tanda positif Covid-19 hingga 92 persen. Kemudian specificity untuk membaca tanda negatif hingga 94 persen.
“Langkah berikutnya kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk memasukkan GeNose ke dalam ekosistem sistem pemeriksaan Covid-19 di Indonesia, tentunya berbasis uji diagnostik tersebut,” kata Dian.
Baca Juga: Pupuk Kaltim Beli 10 Unit GeNose C19 Senilai Rp 620 Juta
GeNose bekerja dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena infeksi Covid-19 melalui embusan napas ke dalam kantong khusus.
Menurut Dian, telah ada penelitian di dunia yang mendukung inovasi ini bahwa embusan napas orang yang terinfeksi Covid-19 memiliki kadar VOC spesifik yang cukup tinggi.
Pola dari VOC tersebut kemudian diidentifikasi melalui sensor-sensor yang datanya diolah dengan bantuan Artificial Inteligence (kecerdasan artifisial). Hasil dari GeNose dapat diketahui dalam waktu kurang dari 5 menit dan terhubung dengan aplikasi yang menggunakan sistem cloud computing sehingga hasil diagnosis didapat secara real time.
Dian menuturkan 100 unit GeNose C19 yang ada saat ini telah habis terjual. Mereka berencana memproduksi 5 ribu unit pada Februari 2021.
Harga jual GeNose C19 dibanderol Rp 62 juta per unit, dengan harga kantong khusus sebesar Rp 6.500. Tim peneliti, lanjut dia, juga telah menerima pemesanan alat ini dari sejumlah instansi pemerintahan di dalam negeri, hingga dari perusahaan yang berbasis di Singapura.
Baca Juga: Fakta-fakta GeNose C19: Cara Kerja, Fungsi, dan Tarif yang Dikenakan
“Target kapasitas produksi kami harus ditingkatkan sampai 10 ribu unit per bulan, mudah-mudahan bisa,” tutur dia.
GeNose C19 juga diklaim dapat mendeteksi varian baru dari virus Covid-19 karena sistem datanya yang bisa terus diperbarui karena berbasis kecerdasan artifisial.
“Software dari GeNose akan selalu di-update apabila nanti terdeteksi virus Covid-19 varian baru dari pemeriksaan PCR,” ujar Dian.
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Pemkab Bogor Luncurkan Sistem "Si Aktif Bogor" untuk Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan
-
Diduga Ketahuan Selingkuh, Candra Kusuma Langsung Datang ke Istri Pertama di Surabaya
-
Mau Ikut BRI Fellowship Journalism 2025 yang Didukung Penuh Dewan Pers? Cek Syaratnya!
-
BRI Fokus pada Keamanan Data Nasabah, Salah Satunya dengan Operasikan Security Operation Center
-
Pesta Rakyat ala Dedie-Jenal, Warga Bogor Banjiri Lapangan Mulyaharja