4. “Pedagang tidak boleh terlalu kaku. Namun sebaliknya, perlu memperbolehkan proses tawar-menawar.”
Ini nih yang bikin kebanyakan suku Tionghoa sukses dalam berbisnis, khususnya dagang. Mereka memperlakukan pelanggan sebagai “raja”. Pepatah yang dituturkan Ann Wan Seng di atas sering kali diamini.
Coba lihat deh gaya dagang orang Tionghoa, mereka biasanya gak cuek sama pelanggan tetapi berinteraksi. Makanya, gak heran kawasan Glodok yang terkenal dengan perdagangan barang-barang elektroniknya masih hidup hingga sekarang.
5. “Orang yang tidak bisa tersenyum dilarang membuka toko.”
Sebagaimana udah disinggung di poin sebelumnya, orang Tionghoa emang jago banget berdagang. Salah satunya karena prinsip yang dianut mereka ini.
Kamu pun bisa menerapkannya bila terjun berdagang. Kamu perlu bersikap ramah pada pelanggan agar toko kamu laris-manis. Ingat, faktor kesuksesan sebuah usaha bukan cuma karena harganya yang murah tetapi malah lebih ke servis yang diberikan.
Coba deh lihat beberapa restoran mewah. Sebenarnya menu yang mereka hadirkan bisa aja sama dengan yang ada di kaki lima. Akan tetapi, pelanggan mencari layanan yang berbeda dengan pelayanan yang ramah pula.
6. “Menyimpang seinci, rugi seribu batu.”
Buat kebanyakan suku Tionghoa, mereka sangat mengutamakan catatan pemasukan dan pengeluaran. Jadi, gak ada ceritanya pengeluaran “siluman” karena teledor.
Baca Juga: Disebut Legenda Politisi Etnis Tionghoa, Begini Reaksi Ahok
7. “Jangan cemas harapan yang belum tiba, jangan sia-sia menyesali apa yang sudah lalu.”
Bukan berarti kebanyakan suku Tionghoa gak ada gagalnya, mereka pun sama seperti kita bisa alami kegagalan dan harap-harap cemas.
Akan tetapi, prinsip ini mengajarkan buat gak menyesali apa yang udah berlalu secara berlarut-larut. Kemudian, jangan pula terlalu cemas sama beberapa harapan yang belum kesampaian.
Daripada overthinking, lebih baik bekerja dan bekerja semampu kita sesuai pepatah berikut ini.
8. “Keberhasilan terbesar kita bukanlah karena kita tidak pernah gagal, tetapi bagaimana kita bangkit setiap kali kita mengalami kegagalan.”
Yap! Confucius bilang daripada terus-menerus meratapi kegagalan, bakal lebih bijaksana kalau kita berusaha buat bangkit dari kegagalan tersebut.
Berita Terkait
-
Eks Menko Ekuin Meninggal Dunia, Agama Kwik Kian Gie dan Benang Merah Prinsip Hidupnya
-
3 Rekomendasi Novel China Menelusuri Makna Keberuntungan yang Tak Terduga
-
Ulasan Buku Anak-Anak Kota Lama: Potret Sosial dalam Latar Budaya yang Beragam
-
Review Novel Perkumpulan Anak Luar Nikah: Luka Lama Sejarah Etnis Minoritas
-
Jejak Sejarah Akulturasi Budaya Tionghoa di Tangerang
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
5 Fakta Pengecatan Pagar Pakansari, Anggaran Rp3 Miliar dan Warna Merah Putih Sambut HUT RI ke-80
-
Transformasi Digital dan Fundamental Kokoh, BRI Catatkan Laba Rp26,53 Triliun
-
Gerebek Karaoke di Cibinong: 5 Fakta Operasi Pekat yang Menjaring 6 PSK dan Satu Pria Hidung Belang
-
Misteri Gudang Miras di Ciampea: Satpol PP Kecele, Temukan Benteng Pemasok Terkunci Rapat
-
Satpol PP Bogor Sapu Jaringan Miras Ilegal di Ciampea, Satu Gudang Besar Terkunci Rapat