9. “Berpikirlah untuk tiga keturunan.”
Yang gak kalah bijaksana adalah kutipan satu ini, pepatah di atas mengajarkan buat gak mikirin diri sendiri aja. Lebih jauh dari itu, saat kamu mengejar kesuksesan, kamu perlu memikirkan keturunan kamu pula.
Dengan gitu, kamu gak bakal puas dengan pencapaian yang udah kamu gapai. Akan tetapi, kamu bakal berpikir apakah pencapaian tersebut cukup buat keturunan kamu selanjutnya.
Gak heran, banyak orang Tionghoa yang sukses turun-temurun karena mereka selalu punya warisan buat generasi mereka selanjutnya.
10. “Orang sukses tidak santai, orang santai tidak sukses”
Setuju kan kalau orang Tioghoa dikenal karena kegigihannya, mengerahkan seratus persen tenaga buat gapai kesuksesan. Sayangnya, banyak orang yang gak seperti itu, terkesan setengah-tengah dan gak maksimal, apalagi ritme kerjanya yang terbilang santai.
Pepatah bijak Tionghoa di atas sangat menggambarkan orang Tionghoa yang mau berusaha mati-matian biar sukses dan selalu bekerja dengan keras.
Yuk, kamu juga pasti bisa kok! Ingat, di masa mendatang kamu sendiri yang bakal merasakan nikmatnya kesuksesan yang sudah dikejar. Eits, jangan lupa, luangkan waktu bersama orang-orang terkasih biar kesuksesanmu makin bermakna.
11. “Saat muda tidak rajin, setelah tua baru menyesal”
Baca Juga: Disebut Legenda Politisi Etnis Tionghoa, Begini Reaksi Ahok
Pasti setuju dong kalau penyesalan memang datangnya belakangan. Pepatah klasik Tionghoa ini bisa jadi pemicu kaum muda biar rajin berusaha dan gak nyesal nantinya, apalagi waktu terus berjalan dan pada akhirnya habis. Gak harus nunggu hari tua, ayo mulai rajut kesuksesan di usia muda!
12. “Melihat sekali lebih baik daripada mendengar ratusan kali, mempraktikkan sekali lebih baik daripada melihat ratusan kali”
Pelajaran yang bisa dipetik dari kata bijak klasik Tionghoa di atas adalah menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik. Setinggi apapun pendidikan dan sebanyak apapun buku yang dibaca seseorang, gak akan ada gunanya kalo gak diterapin di dunia nyata.
Di dunia usaha, contohnya, belajar dari jatuh bangunnya usaha lebih penting dari teori. Jadi, kita bisa evaluasi mana yang kurang dari usaha sebelumnya.
13. “Kalau mau makan tinggal membuka mulut, mau berpakaian tinggal mengulurkan tangan saja”
Orang Cina memiliki sifat pantang berpangku tangan, menerima dan menunggu orang lain untuk memberi. Sejak masih kecil, mereka diajari kalo di dunia ini gak ada yang gratis dan harus mampu berusaha.
Berita Terkait
-
Semesta Lagi Romantis, Ini 6 Shio dengan Asmara Paling Bersinar pada 21 November 2025
-
Menguak Kisah The Sin Nio, Pejuang Kemerdekaan yang Nyaris Terlupakan
-
5 Shio Paling Hoki Finansial 6 November 2025: Kelinci, Kambing hingga Ular Panen Rezeki
-
5 Shio Diramal Paling Beruntung Secara Finansial Hari Ini 5 November, Apakah Kamu Termasuk?
-
5 Shio Paling Beruntung 30 Oktober 2025, Siap-Siap Ketiban Rezeki di Akhir Bulan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
Miris! Guru SDN di Cibinong Diduga 'Lombakan' Uang Kas Siswa untuk Cepat Pulang
-
BRI 130 Tahun, Menjaga Warisan Kerakyatan dan Melaju dalam Transformasi Digital
-
Jadwal KRL Bogor-Jakarta 15 Desember 2025: Keberangkatan Awal hingga Kereta Terakhir
-
Modal 900 Ribuan! Ini Rekomendasi Sepeda Bapak-Bapak di Bawah Rp1 Juta yang Masih Layak Pakai
-
Bukan Sopir Tetap! Ini Pengakuan Kepala SPPG Utara Soal Mobil Maut Penabrak 18 Siswa dan Guru SD