SuaraBogor.id - Sebanyak delapan guru di Universitas Indonesia (UI) dikukuhkan. Pengukuhan Guru Besar tahun ini dilaksanakan secara hybrid, yaitu perpaduan antara virtual dan luring (offline) di kampus UI Depok dan Salemba, tanpa mengurangi kekhidmatan acara tersebut.
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dalam keterangannya mengatakan, delapan guru besar yang terdiri atas enam orang Guru Besar Fakultas Kedokteraan (FK) serta dua orang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Pada sesi pertama dikukuhkan empat profesor, yaitu Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D, SpP(K) sebagai GB Tetap FK UI dengan kepakaran bidang ilmu pulmonologi dan kedokteran respirasi, Prof. dr. Muchtaruddin Mansyur, MS, PKK, PGDRM, SpOk., Ph.D sebagai GB bidang ilmu kedokteran okupasi.
Selanjutnya Prof. Dr. Budi Frensidy, S.E., Ak., M.Com sebagai GB Tetap FEB UI bidang ilmu keuangan dan pasar modal dan Prof. Rofikoh Rokhim, S.E., S.I.P., D.E.A., Ph.D sebagai GB Tetap bidang ilmu perbankan dan keuangan.
Pada sesi kedua dikukuhkan empat profesor FK UI lainnya, yakni Prof. Dr. dr. Pustika Amalia Wahidiyat, Sp.A(K) sebagai Guru Besar Tetap FK UI dengan kepakaran bidang ilmu kesehatan anak, Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K) sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu kesehatan anak.
Berikutnya Prof. Dr. dr. Pramita Gayatri, Sp.A(K) sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Gastrohepatologi Anak, dan Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) sebagai Guru Besar bidang ilmu kesehatan anak.
Prof. Elisna menjadi GB Tetap UI ke-9 dalam bidang ilmu pulmonologi dan kedokteran respirasi yang diangkat pada tahun 2021. Pada pengukuhan ini Elisna membacakan pidato berjudul “Paradigma Baru Kanker Paru: Sebuah Penyakit Kronik”.
Menurutnya, dengan paradigma baru, target pengobatan adalah mengontrol kanker paru. Pendekatan paliatif pada tatalaksana pasien kanker paru membuat target optimis, yaitu target sembuh dalam arti kanker hilang komplit tanpa menjalani pembedahan.
Target pengobatan kanker paru stage lanjut adalah dapat mengontrol penyakitnya dan hidup yang berkualitas pada penyintasnya.
Baca Juga: Situs Pilihan Bagi Guru Untuk Mengadakan Ujian Secara Online
"Di hulu (fase inisiasi dan promosi adalah fase sebelum sel kanker terbentuk) kita dapat melakukan penurunan jumlah kasus baru kanker paru dengan mengendalikan faktor-faktor risiko," katanya.
Satu hal yang pasti, faktor risiko utama kanker paru adalah paparan asap rokok, tetapi ada beberapa faktor risiko lain yang perlu diperhatikan, diantaranya riwayat TB paru, riwayat kanker dalam keluarga, dan paparan zat karsinogen di lingkungan tempat kerja. Di hilir, usaha yang dapat dilakukan adalah untuk meningkatkan angka harapan hidup penderita maka perlu dilakukan deteksi dini. [Antara]
Berita Terkait
-
7 Tips Makeup Simpel untuk Guru, Anti Ribet dan Elegan Tak Berlebihan
-
Inikah 'Beban Negara' yang Dimaksud Sri Mulyani? Viral Guru Terjang Hujan Demi Murid
-
Cetak Talenta Unggul, Pertamina dan Universitas Indonesia Luncurkan AI Talent Hub Indonesia
-
Harta Kekayaan Menkeu Sri Mulyani Usai Singgung Kecilnya Gaji Guru dan Dosen
-
Heboh Kurikulum Kesehatan di Sekolah: Antara Beban Siswa dan Kompetensi Guru
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Anti Aging Wardah agar Wajah Bebas Flek Hitam dan Glowing
- Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion, BRI Hadirkan BFF 2025
- Kantornya Dikepung Ribuan Orang, Bupati Pati Sudewo: Saya Tak Bisa Dilengserkan
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
- 5 Rekomendasi Bedak Padat yang Tahan Lama dan Glowing, Harga Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
80 Tahun Kemerdekaan RI: Lapangan Kerja Kurang, 7 Juta Nganggur, 70 Juta Bekerja Tanpa Jaminan!
-
Core Indonesia: 80 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Resah soal Kondisi Ekonomi
-
Efisiensi Anggaran jadi Bumerang, Kenaikan PBB Bikin Warga Pati Hingga Cirebon Berang
-
Kenaikan PBB 250 Persen Bikin Warga Pati Ngamuk, Kebijakan Efisiensi Anggaran Disebut Biang Keroknya
-
Daftar Daerah yang Naikkan PBB Gila-gilaan: Amuk Warga Pati Jadi Puncak Gunung Es
Terkini
-
Lautan Merah Putih Sepanjang 600 Meter Guncang Bogor, 8.500 Warga Tumpah Ruah di Kirab Kebangsaan
-
Inovator Indonesia Sabet 42 Persen Penghargaan di Ajang Global Quarry Life Award 2025
-
Rusak Pesta Rakyat, Ini 4 Fakta Aksi Copet Berseragam Pramuka di Bogor
-
Pesta Rakyat Kirab Merah Putih Bogor Tercoreng, Komplotan Copet Berseragam Pramuka Beraksi
-
Kirab Bendera 600 Meter dan Pesta Kuliner Gratis 11.111 Porsi Siap Guncang Pakansari Bogor Besok