SuaraBogor.id - Korban kecelakaan maut yang terjadi di Tanjakan Cae Wado Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3/2021) kemarin, masih menjalani perawatan di RSUD Sumedang.
Ada 14 korban kecelakaan maut yang masih dirawat di RSUD Sumedang, dan 29 orang korban yang meninggal dan belasan lainnya mengalami luka-luka ringan, sedang dan berat.
Humas RSUD Sumedang Dahlan mengatakan, sebanyak enam orang korban kecelakaan masih menjalani perawatan di ruang insentif care unit (ICU). Sedangkan korban lainnya mengalami luka sedang yang memerlukan tindakan seperti terkena patah tulang.
"Kondisi berat 6 pasien, total tersisa 14 orang yang sudah pulang 22 orang, meninggal 29 orang," ujarnya saat dikonfirmasi, dikutip dari Ayobandung.com -Jaringan Suara.com, Senin (15/3/2021).
Dia berharap, seluruh korban terus membaik dan sehat serta tidak terdapat lagi yang meninggal dunia. Dahlan mengatakan, biaya pengobatan menjadi tanggung jawab pihak Jasa Raharja. Sedangkan jika sudah melebihi tenggat waktu yang ditentukan maka dapat menggunakan BPJS Kesehatan atau pun Kartu Indonesia Sehat.
"Mudah-mudahan tidak bertambah (yang meninggal) berangsur sehat," ungkapnya.
Jajaran Polres Sumedang masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus tersebut. Selain itu, sejumlah pihak terkait dipanggil untuk memastikan tersangka dalam kasus tersebut.
Bus Sri Padma Kencana yang ditumpangi rombongan peziarah asal Kabupaten Subang sedang bertolak dari Tasikmalaya ke tempat asal. Namun, di tengah perjalanan di jalan alternatif tersebut mengalami kecelakaan diketahui jalan tidak direkomendasikan untuk dilintasi bus besar.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Sopir Bus sebagai Tersangka Kecelakaan Maut di Sumedang
Berita Terkait
-
Balita di Sukabumi Meninggal karena Cacingan, Menko PMK Praktikno Pilih Bungkam: Saya Ngantuk
-
Balita Meninggal Akibat Cacingan Akut, Kemensos Selamatkan Kakaknya
-
Tragedi Balita Sukabumi Meninggal Akibat Cacingan, Menteri PPPA Sentil Desa hingga Pemda
-
Kisah Pilu Balita di Sukabumi Meninggal 'Digerogoti' Cacing, KPAI: Bukti Negara Abaikan Hak Anak!
-
Rumah Bocah Meninggal Penuh Cacing Disorot, Hidup Tanpa MCK, Mandi dan Buang Air di Empang
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
DPRD Kota Bogor Tuntaskan Pembahasan KUA-PPAS 2026 di Tingkat Komisi
-
Sosialisasikan Raperda Ekraf, DPRD Kota Bogor Dorong Kebangkitan Industri Kreatif
-
Dendam 15 Tahun Akibat Sepak Bola: Tragedi Berdarah di Jasinga, Satu Warga Tewas Ditusuk Parang
-
Gebrakan dari Hambalang, Sinyal Keras Perang Terbuka Lawan Mafia Tambang
-
Babak Baru Kasus Fitnah Jusuf Kalla: Divonis 1,5 Tahun, Silfester Matutina Lawan Balik Lewat PK