Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 04 Juli 2021 | 14:37 WIB
Ilustrasi pendakian gunung.

SuaraBogor.id - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat, menutup sementara jalur pendakian Gunung Gede Pangrango selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

"Penutupan jalur pendakian tersebut, sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat yang menerapkan PPKM Darurat, selama 16 hari, terhitung mulai Sabtu (3/7/2021)," kata Humas Balai Besar TNGGP Poppy Oktadiany saat dikonfirmasi, Minggu (4/7/2021).

Tidak hanya jalur pendakian Gunung Gede Pangrango yang ditutup, semua kegiatan wisata alam juga ditutup.

Hal itu sebagai tindak lanjut surat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkat Implementasi PPKM Darurat Jawa Bali.

Baca Juga: Waduh, Relawan Gabungan Angkut Satu Ton Lebih Sampah dari Gunung Gede-Pangrango

"Adanya aturan tersebut sehingga, kita mengkutinya, dan itu pun sebagai upaya menekan penyebaran kasus COVID-19," ucapnya.

Menurutnya, penutupan jalur pendakian Gunung Gede Pangrango dan wisata alam dilakukan hingga Sabtu (20/72021).

Namun apabila kasus COVID-19 tetap mengalami peningkatan berdasarkan informasi, penutupan akan diperpanjang sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

"Kami akan buka kembali jalur pendakian, dan kegiatan wisata dan berkemah apabila kasus COVID-19 sudah mulai menurun, dan menunggu kebijakan dari pemerintah," ucapnya.

Dia menambahkan, terkait informasi penutupan jalur pendakian Gunung Gede Pangrango tersebut telah disebar melalui media sosial Balai Besar TNGGP.

Baca Juga: Muncak Kuy! Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka

"Sudah kami sebar informasinya. Pada dasarnya kami ikuti aturan pusat untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19," pungkasnya.

Sebelumnya, awal tahun 2021 jalur pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup untuk proses memulihkan ekosistem. Namun penutupan yang awalnya hanya sampai akhir Februari, diperpanjang hingga Maret lantaran adanya cuaca ekstrem.

Kontributor : Fauzi Noviandi

Load More