SuaraBogor.id - Salah satu penerima manfaat (PM) membenarkan pernyataan Ketua RW5, Kelurahan Beji, Kota Depok, Kuseri, perihal pemotongan dana Bansos.
Penerima Manfaat dari RT5/RW5 Depok, Sumadi mengaku, informasi terkait donasi pemotongan bansos sudah disosialisasikan satu malam sebelum hari pengambilannya.
Informasi tersebut ia terima dari pengurus RT, bersamaan dengan kabar bahwa dirinya menjadi salah satu penerima Bansos tunai dari pemerintah pusat.
"Infonya disampaikan secara lisan. Katanya nama saya keluar (sebagai penerima Bansos), besok (Bansosnya) diambil. Ambulans rusak, terserah mau ngasih berapa," papar Sumadi.
Baca Juga: Risma Temukan Pungli Bansos di Kota Tangerang, Kepala Pos Tangerang Bersuara Soal Ini
Sumadi memastikan tidak ada unsur paksaan yang Ia rasakan dalam pengutipan donasi oleh pengurus RW.
Dia pun mengetahui bahwa ambulans RW sedang rusak dan perlu segera diperbaiki.
"Jadi kita ngasih 50 ribu itu ikhlas. Toh kegunaannya untuk warga juga," katanya.
Menurut Sumadi, warga RW5 memang sangat membutuhkan ambulans beberapa bulan belakangan ini.
Suatu kali, kata Dia, 4 orang warga RW5 meninggal dan sulit mencari ambulans.
Baca Juga: 10 Kasus Covid-19 Varian Delta Muncul di Sleman, Tersebar di Dua Kapanewon Ini
"Akhirnya, kami harus menyewa ambulans milik salah satu partai politik dan dari RW lain," tuturnya.
Di awal masa pandemi Covid-19, lanjut Dia, berapa puluh warga RW05 juga terpapar dan kesulitan mendapat ambulans.
Bahkan, sampai ada pasien Covid-19 yang harus diantar ke RS Pasar Rebo menggunakan motor.
"Makanya ambulans itu sangat dibutuhkan," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, pengurus RW5 Kelurahan Beji, Kecamatan Beji Depok viral karena memotong dana Bansos tunai dari pemerintah pusat.
Mereka memotong Rp 50 ribu dari Rp 600 ribu yang seharusnya diterima tiap keluarga penerima manfaat (KPM). Sehingga terkumpul Rp 11,5 juta dari 231 KPM.
Ketua RW5, Kuseri, mengklaim bahwa yang dilakukannya bukan pemotongan Bansos. Melainkan donasi untuk memperbaiki ambulans warga yang rusak.
Ia menduga, ada warga yang tidak menerima informasi karena sedang tidak di rumah atau memang tidak mengerti.
"Bisa juga 100 orang suka (Tidak keberatan donasi), tapi 1 orang keberatan. Makanya jadi masalah. Tapi ini memang tanggungjawab saya," pungkasnya.
Kontributor : Immawan Zulkarnain
Berita Terkait
-
Adu Pendidikan Supian Suri Vs Imam Budi, Panas Saling Serang di Debat Terakhir Pilkada Depok
-
Miliano Jonathans Belum Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia: Jujur Saya Tunggu....
-
Cair! Cara Daftar Bansos Mandiri Lewat HP, Anti Ribet!
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Kapan Bansos BNPT dan PKH Cair? Cek Jadwal dan Nominalnya
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
Terkini
-
Tim Kesehatan Hingga Ambulans Disiagakan Pemkab Bogor Jelang Pilkada
-
Atang-Annida Kerahkan 3.978 saksi Untuk Kawal Pilkada
-
Presiden Prabowo Bakal Mencoblos di TPS 08 Desa Bojongkoneng Bogor
-
Pemkab Bogor dan Bawaslu Copot APK Selama Masa Tenang
-
Mortir Sisa Perang Dunia ke II Ditemukan di Kali Ciluar Sukaraja Bogor