SuaraBogor.id - Peluncuran program Visual Tree Projection Mapping, berupa proyeksi visual, yang didukung sorotan lampu dipadukan iringan musik serta narasi cerita di Kebun Raya Bogor disoal.
Bahkan, sejumlah pihak di Kota Bogor tersebut mulai menyuarakan ketidak puasannya terhadap PT. Mitra Natura Raya selaku pengelola Kebun Raya Bogor (KRB).
Baru-baru ini di kalangan media serta akademisi beredar surat dari Kokolot Bogor, yang ditujukan kepada Presiden. RI, Kepala LIPI/BRIM, Menteri KLHK serta BAPPENAS dengan tembusan Walikota Bogor serta Bupati Bogor.
Dalam suratnya Kokolot Bogor menulis bahwa Kebun Raya merupakan hutan buatan koleksi tanaman keras yang berfungsi sebagai Musium Hidup untuk kepentingan pendidikan dan penelitian, yang akhirnya berfungsi juga menjadi Hutan Kota.
Memiliki luas 87 Ha, dibangun zaman Raffles, yang kebetulan letaknya ada di Kota Bogor, namun kewenangannya di luar kapasitas Pemkot Bogor. KRB tanggung jawab pemerintah pusat c/q LIPI (BRIN).
“Pengelolaan nya sekarang di serahkan ke pihak ketiga. PT. Mitra Natura Raya,” papar salah seorang pendiri Kokolot Bogor Jacky Wijaya, mengutip dari Bogordaily.net -jaringan Suara.com, Rabu (29/9/2021).
Seperti dalam surat yang beredar, Jacky Wijaya menuturkan bahwa sebaiknya KRB fungsinya dikembalikan untuk Edukasi, Riset dan Tujuan Wisata Oksigen dan Paru Paru Kota.
Menurutnya, pengelolaan Kebun Raya jangan berorientasi pada keuntungan uang semata. Kebun Raya merupakan asset negara yang harus dilestarikan keberadaannya.
“Kebun Raya wajib dikelola dan dibiayai oleh Negara. Permohonan kami sederhana, harga Tiket masuk Kebun raya jangan mahal,” kata Jacky.
Baca Juga: Hukum Islam, Bolehkah Wanita Sholat Tidak Pakai Bra?
Sementara itu, dalam pesan whatsapp yang diterima bogordaily.net -jaringan Suara.com, salah seorang warga Bogor yang mengatas namakan Cicit Mbah Jepra, melontarkan keprihatinannya. Ia merasa prihatin karena pengelolaan yang dilakukan pihak ketiga hanya berorientasikan mencari keuntungan semata.
“Prihatin, diuangin lagi-diuangin lagi, sangat ironis,” katanya menyatakan keprihatinannya atas apa yang terjadi terhadap Kebun Raya Bogor.
Ia mempertanyakan keberadaan LIPI selaku pihak yang berwenang serta memiliki banyak pakar di bidang Biologi. Ia juga menyampaikan bahwa di depan KRB juga terdapat IPB, gudangnya para profesor serta ahli Pertanian dan Biologi ternama. Namun, menurutnya tidak ada satupun yang bersuara, ketika KRB dikelola sedemikian rupa.
“Pengelolaan saat ini bertentangan dengan kaidah-kaidah ilmu, demi untuk memburu fulus yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan nilai instrinsik yang terdapat di KRB,” ungkap Cicit Mbah Jepra.
Dirinya merasa kecewa degan LIPI, yang seharusnya menjaga dan mengelola KRB secara baik dan mempertahankan fungsi dari KRB sebagai sarana belajar masyarakat.
“Ini malahan ditenderkan ke pihak swasta untuk dikelola. Belanda aja yang bangun KRB nggak begitu. Kenapa nggak di swakelolakan saja, karena KRB itu perlu perlakuan khusus dan ada kepentingan publik di situ,” katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Gerah Lihat Sampah Visual, Gubernur Pramono akan Sikat Baliho dan Bendera Partai Liar di Jakarta
-
Generasi Muda dan Konser Musik: Bukan Sekadar Arena Hiburan, Tapi Tempat Refleksi Diri
-
Di Balik Nada & Cerita Jakarta Music Con 2025 Rayakan Kolaborasi dalam Industri Musik
-
Viral! Mobil Sri Sultan Disalip Rombongan Tut Tut Wok Wok di Lampu Merah, Pejabat atau Bukan Ya?
-
Amyn Bayu, Musisi Aceh yang Guncang Industri Musik dengan Paduan Tradisi dan Modern
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Saung Batu Penganten Bogor! Destinasi Wisata Alam Cocok untuk Family Gathering, Wajib Dicoba Gen Z
-
Misteri Pembobolan Rumah Kosong di Bogor Raya, Jejak Pelaku Brankas Ratusan Juta Terendus
-
Mengejutkan! Menkeu Purbaya Ancam Bubarkan Satgas BLBI, Sebut Bikin Ribut, Hasil Nol
-
Bukan Hanya Bogor, 3.000 Desa Terjebak dalam Hutan, Mendes PDT Cari Solusi Darurat
-
Mimpi Besar Bilqis, Insinyur Sipil Lulusan Munchen yang Bertekad Ratakan Sekolah di Pelosok Negeri