Andi Ahmad S
Jum'at, 08 Oktober 2021 | 08:27 WIB
Ustaz Solmed menunjukkan surat laporan kepolisian saat menggelar konferensi pers di rumahnya di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (6/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBogor.id - Panitia pengajian buka suara usai dipolisikan oleh Ustaz Solmed baru-baru ini. Perseteruan keduanya nampaknya akan terus berlanjut.

Panitia pengajian, Suwarna sebelumnya meminta kepada Ustaz Solmed agar hadir pada acara pengajian di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Ustaz Solmed merasa ditipu, lantaran acara yang tadinya dijadwalkan di Bandung bergeser menjadi ke Garut.

Suwarna membalas bahwa ditagih Rp3,7 Juta oleh Ustaz Solmed lantaran sebelum kejadian, dia diberi beberapa slot rokok herbal untuk dijual ke jemaah.

Baca Juga: Temukan Benda Mencurigakan, Warga Geger Ketika Mengetahui Isi Kantong Kresek Ini

Menurutnya, Ustaz Solmed telah melanggar perjanjian ceramah secara sepihak. Ia tidak datang ke Kampung Cisamak, Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk mengisi pengajian.

Padahal kata Suwarna, Ustaz Solmed sudah menerima pembayaran sebesar Rp 8 juta. Suwarna pun menilai jika Ustaz Solmed tidak menghargai sebuah pengajian. Hal itu sering kali diutarakannya di media sosial maupun media massa.

Suwarna Buka Suara

Usai dipolisikan, Suwarna akhirnya buka suara. Ia menceritakan awal mula perseteruannya dengan Ustaz Solmed.

“Awal mulanya beliau menjemput dari jam 4 sore, terus Ustaz Solmed bilang, ‘Udah duluan saja, dekat ini kok.’ Dan mohon maaf kami tidak ada perdebatan, seperti disampaikan Ustaz Solmed katanya ada perdebatan waktu mau jalan, sama sekali tidak ada,” kata Suwarna saat ditemui di Kawasan Kebon Siri, kepada wartawan, mengutip dari Terkini.id =jaringan Suara.com, Jumat (8/10/2021).

Baca Juga: Diduga Dibaiat Ajaran NII, 59 Warga Garut Dibina

“Di situ hanya bilang, ‘Hanya 1,5 jam, saya istirahat dulu abis itu ke hotel beres-beres dulu, abis itu Magrib saya berangkat,” lanjutnya.

Setelah itu, Suwarna langsung menyerahkan sisa pembayarannya kepada sopir Ustaz Solmed. Hal itu dilakukannya sesuai dengan perintah suami April Jasmine itu.

“Di situlah saya menyerahkan uang sebesar Rp 6 juta, di awalnya DP Rp 2 juta, buktinya ada. Rp 2 juta saya DP untuk mengunci jadwal beliau, Rp 6 juta pelunasan disaksikan oleh Pak Ketua. Dan uang itu saya serahkan ke Remo, supirnya Ustaz Solmed karena itu diperintahkan oleh Ustaz Solmed uangnya diserahkan ke Remo,” beber Suwarna.

“Sehabis itu saya berangkat duluan dengan penjemput, karena beliau memutus kami untuk duluan,” sambungnya.

Sekitar pukul 20.00 WIB, Ustaz Solmed tiba-tiba saja membatalkan kunjungannya ke Kampung Cisamak, Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Suwarna pun kaget saat mengetahui hal tersebut.

“Nah tiba-tiba jam 8 (malam) tepat beliau mengabarkan bahwa beliau sudah akan pulang ke Jakarta. Dan dari situ kami sudah mulai panik, warga sudah mulai mengepung, warga sudah mulai guncang dan di situ lah kami langsung diamankan di Polsek didampingi oleh Pak Lurah, ada Pak RW juga, saya di situ Alhamdulillah diamankan lah dari amukan warga,” imbuh Suwarna.

Mengenai dagangan rokok Ustaz Solmed, Suwarna mengaku tidak bisa bertanggung jawab mengenai hal tersebut. Sebab, 25 slop SIN Herbal langsung dirampas oleh warga dan dibagi-bagikan imbas kekecewaan mereka atas ketidakhadiran Ustaz Solmed di pengajian itu.

“Ada pun permasalahan lainnya seperti uang rokok, itu beliau sebenarnya menitipkan ‘Tolong bantu bro, saya punya rokok, bantu jualin dah ke warga’. Jadi karena kekesalan warga akhirnya rokok itu dibagikan atau dilempar,” papar Suwarna.

Nah saat ditahan di Kantor Polsek, Suwarna pun sempat meminta tolong kepada Ustaz Solmed agar memberikan penjelasan kepada warga.

“Kenapa pada saat saya ditahan, saya konfirmasi ‘Ustaz, tolong saya. Saya lagi ditahan’ beliau apa jawabnya? Beliau hanya menjawab ‘uang rokok bro tolong transferin sebesar Rp 3,7 juta’. Wong saya lagi terancam kok minta uang rokok gitu, bagaimana,” tutur Suwarna.

“Saya hanya butuh rekaman ‘mohon maaf saya tidak bisa ke Cisewu dikarenakan bla bla bla’. Masyarakat sudah cukup, seperti itu. Mereka hanya minta klarifikasi saja, tidak ada tuntutan apapun,” aku beliau.

Sampai akhirnya warga menuntut Suwarna untuk ganti rugi. Ia pun akhirnya mengeluarkan biaya sebesar Rp 12 juta sebagai bentuk tanggung jawab karena acara pengajian batal terlaksana.

“Warga paniknya sudah menuntut saya sebagai pihak penyambung akhirnya saya mengeluarkan uang Rp 12 juta ke pak RW, ganti rugi yang telah dikeluarkan panitia. Saya sudah kembalikan, buktinya sudah ada surat penyelesaiannya saya sudah siapkan dengan warga,” tutup Suwarna.

Load More