Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 20:11 WIB
Ketua PFI Bogor Hendi Novian saat mendampingi Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim pada pameran foto 'Rekam Wabah' [PFI]

SuaraBogor.id - Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bogor menggelar acara pameran foto dengan tema 'Rekam Wabah' yang dilaksanakan di Bogor Creative Centre (BCC), Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (29/10/2021).

Pembukaan pameran foto sendiri dibuka langsung Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Menurutnya, pandemi Covid-19 yang berjalan hampir dua tahun meninggalkan banyak cerita.

Perjalanan itu kemudian menjadi momentum dalam membawa kondisi wabah tersebut menjadi lebih baik hingga saat ini. Semua perjalanan itu terekam dalam lensa para anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bogor.

Usai membuka pameran foto, Dedie A. Rachim langsung melihat satu persatu potret perjalanan covid dalam bingkaian foto para pewarta. Mulai dari momentum wabah pertama merebak, hingga vaksinasi di berbagai tempat.

Baca Juga: Motif Dendam Pribadi, Keponakan di Bogor Habisi Paman, Bagini Kronologinya

"Ini sebuah flashback, dimana satu setengah tahun ini ini Ternyata kita melewati berbagai kisah berbagai situasi yang sangat dahsyat kalau diukur dari sejarah manusia. Dan Bogor ternyata menjadi bagian dari proses perjuangan kita memutus rantai covid," ungkap Dedie usai melihat pameran foto para pewarta.

Dari karya jurnalis foto ini, sambung Dedie, semua bisa menggambarkan bagaimana situasi kedahsyatan covid. Usai melihat sendiri foto - foto disana, Dedie hanya bisa mengagumi betapa ke-sensitifitas seorang jurnalis foto ini bisa merekam sebuah peristiwa yang menggambarkan dahsyat. Yakni pandemi Covid-19.

"Saya memberikan apresiasi kepada jurnalis foto yang saat ini memamerkan karyanya. Mudah-mudahan masyarakat bisa hadir disini untuk melihat ternyata perjuangan kita ini luar biasa. Dan kalau tidak direkam oleh para jurnalis foto kita menganggap hal ini seperti sesuatu yang biasa saja," urainya.

Lewat karya - karya yang meruntuhkan hati ini, Dedie mengucap banyak terimakasih kepada para pewarta foto. Dengan foto, Dedie berharap para pewarta bisa terus berkarya membuat masyarakat termotivasi untuk memutus rantai Covid-19.

"Foto yang paling berkesan tentu yang ada kaitannya bagaimana perjuangan ini berada di antara hidup dan mati. Dan disini tergambar situasi yang krusial, dan itu mestinya menjadi refleksi untuk kita semua. Bagaimana menghadapi dan menyikapi agar permasalahan covid bisa tuntas dan tidak terulang kembali di suatu saat," tuntasnya.

Baca Juga: Bencana Alam Terjang Bogor, BPBD Catat ada 55 Korban

Ditempat yang sama, Ketua PFI Bogor, Hendi Novian menjelaskan, pameran tersebut dilansungkan tiga hari hingga Minggu (31/10/2021). Pameran foto jurnalistik ‘Merekam Wabah’ menyajikan 80 karya Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bogor.

Hendi mengatakan, pameran foto ini menjadi wujud karya nyata para pewarta foto Bogor yang setiap hari bertugas mengabarkan berbagai peristiwa lewat jepretannya.

Pameran ini menampilkan berbagai sisi pandemi Covid-19. Dampak yang begitu dahsyat dipotret meski dengan risiko tinggi. Dalam keseharian, karya-karya pewarta foto ini juga menghiasi media tempat mereka bekerja. Mengabarkan berbagai peristiwa untuk masyarakat.

“Yang jelas, dalam setiap peliputan, para pewarta berkomitmen menjaga kesehatan dan keselamatan satu sama lain dengan terus menerapkan protokol kesehatan ketat. Ini adalah buah dedikasi dan semangat mewartakan secara jujur tentang apa yang terjadi,” ujar Hendi.

Menurutnya, Rekam Wabah diharapkan menjadi pengingat tentang ganasnya pandemi yang menyerang negeri. Rekam Wabah juga menjadi pengingat bagaimana tenaga kesehatan dan elemen lainnya yang berjibaku bertaruh nyawa berada di garda terdepan penanganan Covid-19.
 
“Pameran ini kami persembahkan bagi masyarakat, dan tentunya rekan-rekan PFI Bogor sebagai kado kecil pengabdian dalam mengabadikan berbagai momen setiap harinya di kota maupun Kabupaten Bogor. Rekam Wabah adalah pengingat kita bersama bahwa Covid-19 pernah ada dan masih ada hingga kini,” pungkas Hendi.

Load More