SuaraBogor.id - Bejat, mungkin kata itu tepat ditunjukkan kepada pelaku yang melakukan aksi pembunuhan seorang ibu dengan tiga anak menggunakan racun apotas. Alasannya didasari rasa cemburu dan balas dendam, kini pelaku berhasil ditangkap polisi.
Aksi pembunuhan sadis itu terjadi di Panggang Welut RT 012/RW 006, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Klaten, Senin (1/11/2021).
Sebelum melarikan diri ke Wonogiri, tersangka sempat melayat, baik di rumah duka atau pun tempat permakaman umum (TPU) di desa setempat.
Setelah pemakaman selesai, tersangka Sarbini langsung tancap gas melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion berpelat nomor AD 6986 DCC, Selasa (2/11/2021). Pemakaman rampung, Selasa (2/11/2021) pukul 03.00 WIB.
Baca Juga: Telisik Pelaku Pembunuhan di Jember, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak
Menyadur dari Solopos.com -jaringan Suara.com, sarbini yang ketakutan saat melihat polisi datang ke Desa Taji sempat bersembunyi di rumah temannya sebelum ditangkap di Wonogiri, Selasa (2/11/2021) pukul 06.00 WIB.
Sehari sebelumnya, warga di Taji, Kecamatan Juwiring dan sekitarnya digemparkan dengan informasi pembunuhan terhadap mendiang Hany Dwi Susanti oleh kakak iparnya, Sarbini, 40, Senin (1/11/2021).
Sarbini membunuh Hany Dwi Susanti dengan memberikan apotas di air putih yang disimpan di botol di kulkas milik korban. Sarbini terlibat cekcok dengan Hany Dwi Susanti, sekitar 3-4 hari sebelum pembunuhan.
Hany Dwi Susanti sering dikata-katai kasar oleh Sarbini. Tak terima dengan ucapan yang dilontarkan Sarbini, Hany Dwi Susanti memberitahukan hal itu ke Sigit Nugroho selaku suaminya.
Akibat cekcok itu, Sarbini tega menghabisi nyawa adik iparnya. Diam-diam, Sarbini mencampur apotas ke dalam botol berisi air di kulkas milik Hany Dwi Susanti.
Baca Juga: 10 Sifat Zodiak Scorpio dan Kisah Mitologi di Balik Rasi Bintangnya
Selain botol berisi air putih, Sarbini juga mencampur apotas di susu milik anak mendiang Hany Dwi Susanti dan garam yang berada di dapur rumah.
Lantaran haus setelah momong dan membeli sayuran dari luar rumah, Hany Dwi Susanti meminun botol berisi air di kulkasnya, Senin (1/11/2021). Selang lima menit, Hany Dwi Susanti sempat bilang ke suaminya rasa air yang baru saja diminum berasa pahit.
Selanjutnya, Hany Dwi Susanti ambruk dan pingsan. Melihat hal itu, Sigit Nugroho sempat berteriak minta tolong ke orang-orang terdekatnya.
Kandungan apotas yang diminum korban pembunuhan dinilai bereaksi sangat cepat di Panggang Welut RT 012/RW 006, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Senin (1/11/2021) pukul 10.00 WIB. Selang lima menit meminum air yang sudah dicampur apotas, racun tersebut langsung bereaksi ke tubuh mendiang Hany Dwi Susanti, 28.
“Saya sendiri diancam Sigit selaku suami korban [untuk dibunuh]. Istri saya pernah diboncengkan Sigit sudah lama [sebelum pisah ranjang empat bulan lalu]. Menurut agama enggak boleh [orang lain memboncengkan istri tersangka],” kata tersangka pembunuhan, Sarbini, saat jumpa pers di Mapolres Klaten, Rabu (3/11/2021).
Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo, mengatakan tersangka membeli satu bungkus yang berisi empat butir apotas tak jauh dari rumah tersangka. Selanjutnya, butiran apotas itu ditumbuk sebelum dicampur air dan dimasukkan ke dalam botol berisi air yang disimpan di kulkas di dalam rumah korban.
Tersangka masuk ke rumah korban pembunuhan saat kondisi rumah tersebut sepi, Minggu (31/10/2021). Sebelum pembunuhan, tersangka dengan korban dan keluarganya sempat cekcok masalah keluarga, Kamis (28/10/2021). Sehari setelah cekcok, tersangka memiliki niat membunuh Sigit selaku suami mendiang Hany Dwi Susanti.
“Tersangka masuk ke rumah korban dari pintu belakang yang tak dikunci [rumah dalam kondisi kosong]. Setelah Hany Dwi Susanti meninggal dunia, tersangka sempat melayat hingga ke pemakaman,” katanya.
Hal senada dijelaskan Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Guruh Bagus Eddy Suryana dan Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo. Motif tersangka menghabisi korban bermula dari rasa dendam yang dimiliki tersangka ke Sigit (suami korban).
Dalam menjalankan aksinya, tersangka melakukan sendiri tanpa bantuan siapa pun.
“Tersangka bekerja sebagai buruh harian lepas. Di awal kejadian, warga setempat mengira korban meninggal dunia dalam kondisi wajar. Memang, secara kasat mata terlihat wajar. Tapi hasil autopsi ada indikasi keracunan dan memang ditemukan korosit di lidah dan tenggorokan. Suami korban pun sempat merasakan racun itu [apotas] dan merasakan kejang otot hingga dibawa ke rumah sakit (RS),” katanya.
Berita Terkait
-
Sebelum Diperkosa dan Dibunuh, Jessica Sempat Ditawari Rp 200 Ribu Oleh Sopir Travel
-
Jessica Sollu Diperkosa Lalu Dibunuh Sopir Travel, Jasadnya Dibuang ke Jurang
-
Kecewa Tidak Lulus Ujian, Siswa di China Tikam Murid Lain: 8 Orang Tewas 17 Luka-luka
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
-
Anjing Setia Bantu Tangkap Pembunuh Pemiliknya di Texas
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
SIPD Bermasalah, Pemkab Bogor Minta Bantuan Pusat untuk Lancarkan Proyek Strategis
-
Perumda Air Pemkab Bogor Beri Diskon Spesial, Pelanggan Non-Aktif Bisa Kembali Nikmati Air Bersih Murah
-
Dapat Tiga Keluhan Utama di Dapil 5, Rudy Susmanto Janji Realisasikan Jika Terpilih Jadi Bupati Bogor
-
Soal TPS di Titik Rawan Bencana, Ini Kata KPU Kota Bogor
-
Fakta Baru Pembunuhan Sadis di Pamijahan Bogor: Motif Uang Gadai Motor di Facebook