SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor Bima Arya instruksikan kepada camat dan lurah untuk mencari lahan bagi korban longsor di Tanah Sareal Bogor.
Hal itu diungkapkan Bima Arya saat mengunjungin dua titik longsor di RW 1 Kampung Kramat, Panaragan, Bogor Tengah dan di jalan akses keluar Pasar Induk Jambu Dua, Tanah Sareal.
Longsor tersebut terjadi pasca hujan deras yang mengguyur Kota Bogor pada Minggu 7 November 2021 sore hingga malam hari.
Menyadur dari Bogordaily -jaringan Suara.com, selain di dua titik tersebut, sedikitnya ada 24 peristiwa skala ringan berupa longsor dan banjir lintasan di sejumlah wilayah di Kota Hujan.
Baca Juga: Diguyur Hujan, Jalan Nasional yang Menghubungkan Empat Kabupaten di Kalbar Amblas
Di Kampung Kramat ini, sepasang pasutri Muhammad Sholeh dan Umsiah nyaris menjadi korban dalam longsor yang menyapu rumah kontrakannya.
Mereka bisa menyelamatkan diri setelah mendengar suara gemuruh retakan tanah. Meski demikian, Umsiah mengalami luka ringan pada bagian bahu akibat terkena material longsor.
Bima Arya yang menjenguk Umsiah di pengungsian sementara meminta untuk dibawa ke RSUD Kota Bogor untuk diperiksa khawatir terdapat luka dalam.
“Kita sedang ada di fase siaga bencana. Titik-titik yang rawan disiagakan semua. Di titik ini sudah dilakukan penanganan. Ada ibu yang terluka sudah ditangani, saya minta dibawa ke RSUD khawatir ada luka di dalam,” ungkap Bima Arya usai meninjau titik longsor.
Namun, kata Bima, yang terpenting warga yang berada di bantaran sungai atau tebingan rawan longsor untuk tidak ditempati lagi.
Baca Juga: Kemarin, WNA Asal Aljazair Dideportasi, Wali Kota Bima Arya dan Berita Pilihan Lainnya
“Supaya tidak terjadi lagi atau tidak ada korban jiwa, saya minta untuk dipindahkan. Warga sudah setuju, dicarikan oleh Pak Lurah ke lokasi lain. Tempat itu tidak bisa lagi untuk tempat tinggal. Saya minta membantu mencarikan kontrakan, bukan tempat sementara lagi tapi permanen,” jelas Bima.
Bima melanjutkan, peristiwa ini menjadi peringatan untuk semua warga yang tinggal di daerah rawan dan tidak ada legalitasnya untuk secara bertahap bergeser.
“Ini contohnya. Kawasannya rawan. Tapi Alhamdulillah warga sudah menyadari dan dengan keinginan sendiri tidak mau tinggal disitu lagi dan mau pindah. Contoh bagi tempat lain,” kata Bima.
Berita Terkait
-
Gerak Cepat, Kemensos Bantu Pencarian Korban Longsor Karo
-
Wamendagri Bima Tegaskan Komitmen Kemendagri Tingkatkan Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak 2024
-
Wamendagri Bima Arya Tegaskan Infrastruktur Digital Harus Inklusif dan Berdampak Pada Kesejahteraan
-
Dalam Rakornas, Wamendagri Bima Arya Sebut Validitas Data Dukcapil Jadi Kunci Sukses Indonesia Emas 2045
-
Wamendagri Bima Arya Ajak Pemprov Gorontalo Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan Jelang Pilkada Serentak 2024
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Tim Kesehatan Hingga Ambulans Disiagakan Pemkab Bogor Jelang Pilkada
-
Atang-Annida Kerahkan 3.978 saksi Untuk Kawal Pilkada
-
Presiden Prabowo Bakal Mencoblos di TPS 08 Desa Bojongkoneng Bogor
-
Pemkab Bogor dan Bawaslu Copot APK Selama Masa Tenang
-
Mortir Sisa Perang Dunia ke II Ditemukan di Kali Ciluar Sukaraja Bogor