Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Minggu, 19 Desember 2021 | 19:27 WIB
Kakek Yaya (64) yang tinggal di masjid hampir delapan bulan lamanya di Cianjur [Suarabogor/Fauzi]

SuaraBogor.id - Yaya Suhendar terpaksa tinggal di emperan masjid dan saat ini terpaksa diam di teras Masjid Jami Al-Ikhlas Kampung Sipon, Desa Ramasari, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

Nasbi yang dialami kakek Yaya itu, cukup membuat simpati dan perhatian masyarakat serta netizen Cianjur. Minggu (19/12/2021)

Kekek yang berusia 64 tahun itu, mengaku dirinya sudah hidup sebatang kara selama empat tahun, ketika menderita rabun mata dan tak bisa lagi mencari nafkah berjualan es cingcau di Sukabumi, untuk menghidupi istri dan anaknya.

Penyakit rabun mata dia derita karena mengidap diabetes. Merasa tak ada yang memperhatikan lagi, Kakek Yaya terpaksa pergi dari Sukabumi dengan berjalan kaki tertatih-tatih menggunakan tongkat.

Baca Juga: Penampilan Rapi Pakai Peci Masuk Masjid, Ternyata Pencuri Uang Kotak Amal

Masih tanpa tujuan, emperan toko dan masjid menjadi atap tempatnya berlindung selama bepergian.

Kakek Yaya selalu berkata ingin pulang ke kampung halamannya di Haurwangi, Kabupaten Cianjur. Namun, ternyata di sana sudah tak ada lagi sanak keluarga yang dikenali.

Dalam perjalanan, kakek Yaya, kerap mendapat perlakuan kasar seperti diusir dari emperan toko karena tokonya mau buka di pagi hari.

Beruntung, saat berada di masjid Al Ikhlas, dirinya sedikit menemukan kedamaian, karena masjid yang dibangun warga Bandung ini warganya ramah-ramah. Bahkan, Kakek Yaya betah, dan kini sudah delapan bulan dirinya tinggal di masjid tersebut.

Sehari-hari, Kakek Yaya tidak diam, dirinya bertugas mengumandangkan adzan di masjid Al Ikhlas setiap waktu salat tiba. Agar tak terlalu membebani warga soal makan dan minum, Kakek Yaya, rutin berpuasa.

Baca Juga: CEK FAKTA: Beredar Foto Pohon Natal Dipasang di Dalam Masjid, Benarkah?

Hidup yang memprihatinkan Kakek Yaya itu, membuat seorang tokoh dan masyarakat di Desa Haurwangi, cukup merasa iba dan pritahtin atas nasib Kakek Yaya.

Tokoh Desa Haurwangi Gusti Hella Anantapria, mengungkapkan dirinya hampir setiap hari memberi makan sang kakek.

Tak hanya sampai disitu dirinya lantas membeli alat pemasak nasi, kompor gas, dan dispenser untuk keperluan sang kakek sehari-hari.

"Ini bentuk kepedulian saya mewakili warga, tugasnya juga sekarang mulia mengumandangkan adzan mengingatkan waktu salat," katanya.

Ia mengatakan, memang sebelumnya beberapa kali Kakek Yaya datang ke rumahnya. Pihaknya sempat mengira kakek tersebut hanya tunawisma yang datang hanya selewat.

"Awalnya hanya cuman numpang istirahat saja, tapi Kakek Yaya masih tinggal di masjid, saya dan warga pun langsung berinisiatif untuk memberi alat masak," katanya.

Saat ini, warga tengah mengusulkan bantuan kepada pihak pemerintah desa setempat, supaya Kakek Yaya mendapatkan bantuan sosial yang telah diprogramkan pemeritah.

Kontributor : Fauzi Noviandi

Load More